Pixel Code jatimnow.com

Harga Bawang Merah Terjun Bebas Musim Ini, Petani di Ponorogo Merugi

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Ahmad Fauzani
Petani Bawang Merah di Ponorogo Mengalami Kerugian, Harga Jual Terjun Bebas di Musim Panen Ini (Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Petani Bawang Merah di Ponorogo Mengalami Kerugian, Harga Jual Terjun Bebas di Musim Panen Ini (Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Para petani bawang merah di Desa Ringin Putih, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, menghadapi musim panen yang penuh tantangan.

Mereka menyebut bahwa musim panen kali ini menjadi musim yang merugikan.

Harga jual bawang merah terjun bebas, bahkan lebih rendah daripada musim panen sebelumnya.

“Ini lo hasilnya bagus-bagus. Tapi harganya jeblok,” kata salah satu petani bawang merah, Titik Suharti, Minggu (6/8/2023)

Dia mengaku harga jualnya hanya mencapai Rp 12,5 ribu per kilogram jika dijual dengan grosir, dan Rp 15 ribu per kilogram jika dijual secara eceran.

Perbandingan harga ini sangat jauh dengan musim panen sebelumnya yang mencapai Rp 25 ribu per kilogram untuk harga grosir.

"Kondisinya sudah berlangsung selama sebulan. Kami mulai panen sebulan lalu, tetapi harga tidak kunjung naik. Daripada bawang merah kami rusak akibat disimpan terlalu lama, akhirnya kami jual dengan harga yang rendah," ungkap Titik.

Baca juga:
5 Trending Topik Pekan Ini, Nomor 1 Bisa Jadi Contoh Caleg Lainnya

Kerugian petani bawang merah bukan sekadar perkiraan semata. Titik menjelaskan dengan perhitungannya bahwa ia mengeluarkan biaya sekitar Rp 14 juta untuk membeli benih dan pupuk untuk menanam 1 kwintal bawang merah.

Namun, dari hasil panen 1 kwintal tersebut, ia hanya mendapatkan sekitar Rp 12,5 juta, tidak mencukupi untuk membalikkan modal.

“Mungkin penyebab turunnya harga bawang merah adalah karena daerah lain juga ikut panen, seperti di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur,” katanya.

Dia berharap, harga jual bawang merah setidaknya mencapai Rp 20 ribu per kilogram, atau bahkan lebih tinggi lagi. Selain itu, dia juga berharap harga pupuk menjadi lebih murah.

Baca juga:
Sembako Naik, Warga Carok Massal di Bangkalan

Titik menyadari bahwa ia harus menjual bawang merah ketika panen, meskipun harga jualnya rendah.

Jika bawang merah disimpan terlalu lama, berat bawang merah akan menyusut dan menyebabkan kerugian lebih lanjut. Dia juga menyatakan perlunya modal untuk membeli benih dan melakukan tanam bawang merah kembali setelah panen.

“Ya harga jualnya akhirnya seadanya. Daripada modalnya gak putar. Tidak ada pilihan lain soalnya,” pungkasnya