Pixel Codejatimnow.com

Mas Dhito Rencana Renovasi Masjid Agung An Nuur Pare Kediri

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Yanuar Dedy
Mas Dhito dalam acara Istighosah dan Doa Bersama Kemerdekaan RI ke-78 di Masjid An Nuur. (Foto: Humas Pemkab Kediri for jatimnow.com)
Mas Dhito dalam acara Istighosah dan Doa Bersama Kemerdekaan RI ke-78 di Masjid An Nuur. (Foto: Humas Pemkab Kediri for jatimnow.com)

jatimnow.com - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berencana melakukan renovasi Masjid Agung An Nuur di Kecamatan Pare tahun depan. Rencana itu disampaikan saat acara Istighosah dan Doa Bersama Kemerdekaan RI ke-78, Selasa (29/8/2023) malam.

Acara Istighosah dan Doa Bersama yang diikuti masyarakat dan jajaran Forkopimda Kabupaten Kediri itu menghadirkan mubaligh sekaligus pengasuh Ponpes Ploso, KH Muhammad Abdurrahman al-Kautsar atau Gus Kautsar. Hadir pula Rois Syuriah PCNU Kabupaten Kediri KH Abdul Nasir Badrus.

"Saya mau tanya kira-kira kalau tahun depan, Masjid Agung kabupaten ini didandani sing apik jenengan purun mboten?,” tanya Mas Dhito malam itu yang langsung disambut dengan tepuk tangan jamaah.

Mas Dhito menceritakan, saat akan naik ke lantai dua masjid, salah satu jalan melewati lorong tangga memutar. Begitu naik tangga, Mas Dhito mengaku dalam hati merasa malu karena lorong yang gelap, juga kondisi keramik yang sudah tidak bagus. Belum lagi halaman sekitar masjid yang terlihat gelap ketika malam hari.

"Sekarang kabupaten ini bangun tol, bangun bandara, bangun stadion, bangun jembatan, yen masjid'e Agung nggak dibangun kualat nanti saya,” ucapnya.

Menurut Mas Dhito, rencana pembangunan Masjid Agung An Nuur itu telah disampaikan kepada jajaran di Pemerintah Kabupaten Kediri. Pihaknya meminta 2024 mendatang Masjid Agung An Nuur Pare sudah selesai direnovasi.

Mas Dhito juga menyinggung mengenai program pembangunan infrastruktur khususnya jalan di Kabupaten Kediri. Aduan terkait jalan rusak kepada bupati itu diakui selalu muncul.

Sebagaimana diketahui, perbaikan jalan rusak menjadi kewenangan pemerintah sesuai kewenangannya, baik itu jalan desa, kabupaten, provinsi maupun jalan nasional.

Pun begitu, terkait pembangunan infrastruktur jalan terutama yang ada di desa-desa, pihaknya menyampaikan satu desa mengusulkan satu jalan pada 2024 mendatang. Dengan pola itu, kerusakan jalan yang ada di desa-desa berangsur baik.

"Jangan sampai nanti bandaranua sudah jadi, jalan tol sudah jadi, orang masuk ke desa jalanya gronjal-gronjal,” bebernya.

Baca juga:
Produktivitas Padi di Kediri Terus Naik Melalui Program DITO

Terlepas dari rencana pembangunan Masjid Agung An Nuur dan pembangunan infrastruktur jalan, pada peringatan Kemerdekaan ke-78, Mas Dhito berpesan supaya masyarakat Kabupaten kediri tetap guyub rukun dan menjaga semangat persatuan.

Gus Kautsar dalam acara itu menyampaikan untuk mengisi kemerdekaan bukan hanya tanggung jawab para pejabat, melainkan seluruh elemen masyarakat yang diwujudkan dengan karya kongkrit.

"Semoga kabupaten mundak tertib, mundak baik. Itu semua tidak akan berjalan baik kalau seperti pesan Masbup kita tidak guyub rukun," urainya.

Menanggapi rencana bupati yang akan membangun Masjid Agung An Nur, mubaligh ternama itu justeru menyarankan supaya Mas Dhito fokus membangun sarana umum, sedang pembangunan Masjid Agung An Nur diyakini akan ada yang menangani.

"Pondok pesantren paling gede sak Indonesia iku manggone neng Kediri, wong NU kudune paling akeh yo neng Kediri, dadi yen Masjid'e An Nur ura dadi yo aneh," ucap Gus Kautsar.

Baca juga:
Mas Dhito Ajak Masyarakat Sukseskan Pembangunan Infrastruktur di Kediri

Di hadapan jamaah, kembali Gus Kautsar menyarankan bupati supaya fokus membangun sarana umum, seperti jalan, penerangan jalan. Sedang, pembangunan Masjid An Nuur nantinya supaya diurusi para kyai beserta jamaah.

Gus Kautsar mencontohkan, saat kepemimpinan Presiden Pertama Ir Sukarno. Sebagaimana diketahui pada masa itu, dibangun Monas dan Masjid Istiqlal yang hampir bersamaan.

Namun dalam perjalanannya karena saat itu terkendala dana prioritas dilanjutkan pembangunan Monas. Namun pada kenyataannya Masjid Istiqlal tetap jadi.

"Kita ingat dulu ketika Bung Karno dulu tidak menyelesaikan Masjid Istiqlal, pada kenyataannya dadi nggak Masjid Istiqlal? dadi," tandasnya.