Pixel Codejatimnow.com

Kemenkominfo Perkenalkan Jurnalisme Hijau, Apa Itu?

Editor : Zaki Zubaidi  
Green Press Community (SIEJ) “Komunikasi, Jurnalisme dan AI dan Digitalisasi dalam Narasi Isu Lingkungan” di Gedung Usmar Ismail Hall Jakarta Selatan. (Foto: Kemenkominfo RI)
Green Press Community (SIEJ) “Komunikasi, Jurnalisme dan AI dan Digitalisasi dalam Narasi Isu Lingkungan” di Gedung Usmar Ismail Hall Jakarta Selatan. (Foto: Kemenkominfo RI)

jatimnow.com - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan banyak peran dan kiprah jurnalis yang memberikan kontribusi penyadaran publik akan isu lingkungan hidup.

Ini terkait dampak perubahan iklim makin dirasakan oleh manusia. Mulai dari pergantian musim yang tidak menentu hingga peningkatan suhu udara. Kondisi itu memicu respons publik yang makin komprehensif, konkret, dan strategis dalam isu lingkungan hidup.

Bahkan, upaya aktivisme perlindungan lingkungan hidup kini telah menjadi bagian dari banyak lini kehidupan termasuk kegiatan perekonomian.

"Peningkatan pemahaman tersebut tentu tidak terlepas dari paparan informasi dan pengetahuan tentang pentingnya perlindungan lingkungan hidup. Capaian ini, tentunya tidak bisa dilepaskan dari kiprah para jurnalis yang telah memaparkan kita semua terkait isu penting ini," ungkapnya dalam siaran pers.

Nezar mengatakan ini dalam Green Press Community (SIEJ) “Komunikasi, Jurnalisme dan AI dan Digitalisasi dalam Narasi Isu Lingkungan” di Gedung Usmar Ismail Hall Jakarta Selatan, Rabu (8/11/2023).

Menurut Nezar, peningkatan pemahaman dan amplifikasi exposure terhadap isu lingkungan harus terus dilakukan.

"Narasi terkait isu lingkungan, perlu dihasilkan dengan memperhatikan kaidah komunikasi yang tepat, khususnya dalam penerapan praktik komunikasi, dan pembingkaian isu iklim yang berkesesuaian," jelasnya.

Baca juga:
Kominfo RI Patroli Siber Tangkal Hoaks Pasca-Pemilu 2024

Oleh karena itu, Nezar menyarankan tiga pendekatan agar urgensi isu lingkungan bisa menjadi perhatian bersama.

"Pertama, Bingkai Tanggung Jawab yang menekankan tanggung jawab kolektif dalam isu lingkungan. Kedua, Bingkai Konsekuensi yang menekankan dampak ekonomi dari perubahan iklim. Dan ketiga, Bingkai Konflik yang menunjukkan ketidakselarasan pandangan berbagai pihak dalam menanggapi isu lingkungan," papar dia.

Sementara, untuk meningkatkan sensitivitas dan kesadaran masyarakat mengenai isu lingkungan hidup, Wamenkominfo menyarankan beberapa langkah yang dapat ditempuh jurnalis. Langkah itu merupakan upaya membumikan isu lingkungan supaya tidak lagi sulit dicerna oleh masyarakat kebanyakan.

Baca juga:
4 Pahlawan dari TNI AU Diabadikan dalam Prangko Digital, Siapa Saja Mereka?

"Dengan mengangkat isu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, menggunakan diksi yang tepat, mudah, dan terbuka terhadap berbagai sudut pandang, serta menyadari interseksionalitas dampak krisis iklim seperti ketahanan pangan, kelangkaan air, kemiskinan, dan instabilitas politik," jelasnya.

Nezar menegaskan komitmen pemerintah atas isu lingkungan hidup. Dalam pertemuan internasional, terdapat tiga isu krusial yang menjadi perhatian, yaitu pemulihan berkelanjutan pasca pandemi Covid-19, peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk perlindungan lingkungan hidup, serta peningkatan mobilisasi sumberdaya untuk perlindungan lingkungan hidup dan pengendalian perubahan iklim.

"Tentunya rekan-rekan jurnalis dan aktivis lingkungan tidak bekerja sendiri pemerintah pun memiliki perhatian khusus pada isu-isu lingkungan," tandasnya.