Pixel Codejatimnow.com

Kata DPRD Lamongan Soal Maraknya Kekerasan Libatkan Pelajar

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Matlubur Rifa' anggota Komisi D DPRD Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Matlubur Rifa' anggota Komisi D DPRD Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Komisi D DPRD Lamongan angkat bicara soal maraknya kekerasan fisik yang melibatkan pelajar.

Komisi yang membidangi pendidikan dan kesehatan tersebut mengaku turut prihatin dengan fenomena baru yang tengah marak belakangan ini.

Anggota Komisi D, Matlubur Rifa' mengungkapkan bila hal tersebut harus segera disikapi oleh Dinas Pendidikan setempat dengan menghidupkan kembali serta kontrol penuh model pendidikan karakter sejak dini.

"Memang anak-anak usia remaja emosinya kadang sulit dikontrol dan tidak stabil, kalau menurut saya harus ada penanganan khusus," katanya, Rabu (22/11/2023).

Meski begitu, penanganan soal fenomena baru ini tentu sangat perlu peran orang tua dan keluarga sebagai pendidikan awal seorang anak.

"Salah satu upaya mengontrol emosi itu adalah dengan pendekatan agama dan perhatian orang tua. Harus ada komunikasi antara sekolah dan orang tua murid," beber politisi PAN tesebut.

Baca juga:
Produsen Kue Basah di Lamongan Terdampak Kenaikan Harga Gula

Rifa' menyarankan agar Pemkab Lamongan melalui Dinas Pendidikan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melakukan pendampingan terhadap korban anak maupuan pelaku kekerasan yang dilakukan anak.

"Jadi mereka khususnya pelaku kekerasan yang dilakukan anak ini harus punya tretmen tersendiri. Satu sisi mereka melakukan perilaku tindak pidana namun sisi lainya hak pendidikan mereka harus tersalurkan," ujarnya.

Ia mencontohkan kasus siswa bacok guru di Kecamatan Sugio kemarin, Rifa' meminta agar anak berstatus pelaku ini dilakukan pendampingan intensif dan tidak mengabaikan hal pendidikanya.

Baca juga:
Debby Kurniawan Resmi Daftar Bacabup ke PAN Lamongan

"Itu contoh kecil, belum juga yang saya dengar soal tawuran atau klitih yang katanya juga melibatkan pelajar, saya harap sekolah harus bertindak," urainya.