Pixel Codejatimnow.com

Ketua PWI Jatim Bicara Kebudayaan di Bandar Grissee Gresik

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Sahlul Fahmi
Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim di acara seminar kebudayaan di Bandar Grissee, Gresik (Foto: Sahlul Fahmi/jatimnow.com)
Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim di acara seminar kebudayaan di Bandar Grissee, Gresik (Foto: Sahlul Fahmi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim menjadi salah satu pembicara di Seminar 'Memaknai Sejarah dan Budaya untuk Masa Kini dan Masa Depan' di Bandar Grissee, Gresik, Sabtu (25/11/2023) sore.

Seminar ini merupakan rangkaian kegiatan Giri Pancasuar Award (GPA) 2023, sekaligus upaya mempromosikan kawasan Bandar Grissee sebagai wisata heritage yang kaya akan sejarah dengan berbagai macam kebudayaan di dalamnya.

Di kesempatan ini, Lutfil mengajak teman-teman wartawan di Kabupaten Gresik untuk turut mendorong agar kawasan Bandar Grissee bisa menjadi kawasan cagar budaya.

“Salah satu cara menjadikan Bandar Grissee sebagai cagar budaya adalah dengan membuat Peraturan Daerah (Perda). Dan melestarikan cagar budaya adalah amanat undang-undang,” kata Lutfil.

Lutfil juga berpesan, agar para wartawan di Kabupaten Gresik tidak lelah dan tidak bosan berjuang turut melestarikan kebudayaan di Kabupaten Gresik.

“Semoga Bandar Grissee nantinya, banyak kegiatan kesenian dan kebudayaan. Hingga menjadi daya tarik pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri," harapnya.

Pembicara lainnya adalah dr. Syaifudin Ghozali, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparekrafbudpora) Kabupaten Gresik dan Irfan Akbar, Ketua Dewan Kebudayaan Gresik (DKG) dengan moderator Ketua PWI Gresik Deni Ali.

Baca juga:
Gandeng Jurnalis, KPU Kota Batu Sosialisasikan Tahapan Pemilu 2024

Ghozali menjelaskan sejauh ini Pemkab Gresik sudah banyak memperbaiki kawasan Bandar Grissee. Meski begitu banyak juga pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Termasuk pengajuan kawasan Bandar Grissee menjadi cagar budaya.

“Kami sudah melakukan telaah dan usulan menjadi cagar budaya. Perlu waktu karena melibatkan Provinsi dan Nasional,” ucap Ghozali.

Disparekrafbudpora juga telah melakukan sinergitas bersama banyak komunitas anak muda yang begelut di dunia kesenian dan kebudayaan untuk melakukan kegiatan di Bandar Grissee.

Selain itu Disparekrafbudpora juga bekerja sama dengan Kodim 0817 Gresik untuk turut meramaikan dan mempromosikan wisata heritage Bandar Grissee. Sebab merawat cagar budaya merupakan salah satu bentuk bela negara.

Baca juga:
Tanggung Jawab Moral Wartawan: Beri Edukasi pada Masyarakat Jelang Pemilu

"Kami telah mebggelar Festival Bandar Grissee yang sudah diagendakan setiap akhir tahun. Even ini sekaligus menjadi event tahunan Provinsi. Nantinya even ini jika sudah digelar dua kali berturut-turut bisa menjadi even nasional," ucap mantan Kadinkes Gresik itu.

Sementara Ketua DKG Irfan Akbar Prawiro menjelaskan, Kabupaten Gresik tidak lepas dari sejarah kemaritiman, yang merupakan jalur perdagangan rempah di era kolonial.

Pelabuhan Gresik menjadi sandarnya kapal-kapal dagang saat itu. Hal ini yang lantas membuat kawasan Bandar Grissee menjadi kawasan multi etnis.

"Sehingga kawasan Bandar Grissee terdapat kampung Arab, Pecinan, Kolonial, dan Pribumi,” pungkas Irfan.