Pixel Codejatimnow.com

Golkar Surabaya: Kualitas Kenegarawanan Prabowo Teruji di Debat Capres ke-3

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ni'am Kurniawan
Ketua Golkar Surabaya Arif Fathoni (Foto: Arif Fathoni for jatimnow.com)
Ketua Golkar Surabaya Arif Fathoni (Foto: Arif Fathoni for jatimnow.com)

jatimnow.com - Pelaksanaan Debat Capres ke-3 semalam sepintas dianggap sebagian orang adalah ujian kualitas kenegarawanan Prabowo Subianto. Bahkan, pro dan kontra turut mewarna jagat maya seketika debat tersebut usai.

Menurut Ketua Golkar Surabaya Arif Fathoni, debat semalam Prabowo telah membuktikan kualitas kenegarawanannya. Prabowo dinilai, cukup sabar dengan pancingan capres lain yang membuat citranya di publik sedikit miring. Namun, rahasia negara tetap ia selamatkan.

"Hal-hal yang sifatnya teknis namun bernilai strategis tidak bisa menjadi bahan konsumsi umum, transparansi itu keharusan dan itu sudah dilakukan dalam pembahasan di DPR RI. Namun di muka umum pembahasan tentang pertahanan dan keamanan tidak boleh telanjang, karena menyangkut martabat negara kita di mata negara lain," ujar Toni, sapaan akrabnya kepada jatimnow.com, Senin (8/1/2024).

Dalam paparan mengenai diplomasi internasional, lanjut Toni, Prabowo Subianto terlihat memiliki pandangan jauh kedepan tentang bagaimana membangun kehormatan bangsa Indonesia ditengah pergaulan global.

Selain itu, kemandirian ekonomi juga menjadi pilar penting dalam meraih posisi tawar geopolitik global yang tidak menentu, dan hal ini sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi.

Jadi, narasi Indonesia absen selama beberapa tahun terakhir dalam diplomasi internasional itu kesimpulan yang tidak berdasar, mengingat Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini tidak pernah absen dalam upaya meredakan situasi global, baik yang terjadi di dataran Eropa maupun kawasan Asia Pasifik

Baca juga:
Gus Sadad Komentari Debat Capres: Publik Tahu Mana yang Omong Kosong

"Membangun konsensus dengan negara kawasan itu tidak cukup dengan modal kata-kata. Tapi menyatukan kepentingan take and give dalam kepentingan ekonomi berbagai negara, sehingga tercipta konsensus dalam bidang gepolitik global, itu sudah dilakukan Presiden Jokowi dengan mendatangi Rusia dan Ukraina ketika sedang dilanda perang. Jadi kalau dianggap kita absen dalam diplomasi internasional,itu keliru besar mungkin karena semata-mata kepentingan elektoral saja, yang penting asal beda dengan pemerintah, ” jelasnya.

Ketua Dewan Pengarah TKD Surabaya itu menambahkan, sejak awal debat, calon Presiden Anies Baswedan sudah memberikan narasi yang bersifat konfrontatif terhadap Prabowo Subianto dengan membandingkan antara kekayaan yang dimiliki Prabowo Subianto dengan kondisi kesejahteraan prajurit TNI Polri.

Meski hal itu wajar dalam panggung debat, namun pria yang akrab disapa Toni ini mengatakan, perbandingan yang disampaikan Anies Baswedan tidak relevan.

Baca juga:
Ketika Anak Muda Diajak Melek Politik lewat Debat Capres 2024

"Andai kata Mas Anies masih jadi Menteri Pendidikan lalu ditanya kenapa masih ada guru di Indonesia yang masih belum bisa beli rumah lalu anda kok memiliki kekayaan miliaran tentu juga akan kaget, karena memang tidak relevan, baik dari aspek konstekstual maupun faktual," katanya.

Ketika ditanya mengenai kalimat Prabowo Subianto yang menyatakan Anies Baswedan tidak pantas bicara mengenai persoalan etik, Fathoni mengatakan itu ungkapan dari seorang senior kepada orang yang lebih muda, mengingat ketika Anies Baswedan diberhentikan sebagai Mentri Pendidikan dari kabinet Joko Widodo, Prabowo Subianto yang mendorong Anies mengabdi di DKI sebagai Gubernur

"Kita ini hidup di belahan timur, di mana tata krama harus dijunjung tinggi. Bayangkan orang yang sudah memperjuangkan anda terpilih menjadi gubernur lalu dalam kesempatan yang berbeda menyerang anda secara personal di muka umum tentu akan menimbulkan rasa kecewa, makanya agama mengajarkan di atas ilmu itu ada adab," pungkasnya.