Pixel Codejatimnow.com

Pembayaran Parkir Pakai QRIS di Jalan Dhoho Kediri Tak Diminati, Jukir: Blas!

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Yanuar Dedy
Juru parkir di Jalan Dhoho Kediri menawarkan QRIS untuk pengendara. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Juru parkir di Jalan Dhoho Kediri menawarkan QRIS untuk pengendara. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

jatimnow.com - Pembayaran parkir menggunakan QRIS di Kota Kediri, khususnya Jalan Dhoho, sepertinya tak diminati masyarakat. Beberapa juru parkir (jukir) mengaku blas atau tidak ada sama sekali. Selebihnya, hanya 1-2 orang saja yang memanfaatkan layanan baru ini.

Per 1 Januari, Dinas Perhubungan Kota Kediri menginisiasi pembayaran parkir dengan QRIS untuk kendaraan berplat nomor luar kota. Melalui layanan non tunai ini, masyarakat cukup melakukan scan pada barcode yang dikalungkan di leher para juru parkir.

Sesuai Peraturan Walikota Nomor 3 Tahun 2018, tarif parkir untuk sepeda motor sebesar Rp1.000, dan Rp2.000 untuk mobil atau kendaraan roda 4. Ini salah satu upaya Dinas Perhubungan untuk mencegah kebocoran retribusi parkir di Kota Kediri ini.

Namun, salah satu jukir di Jalan Dhoho Kediri, Moch Mujiani (54) mengaku sejak awal penerapan QRIS ini, tidak sama sekali masyarakat menggunakan sistem ini.

"Sejak awal Januari kemarin, Mas, ini blas tidak ada," kata Moch Mujiani (54) dalam bahasa Jawa, Senin (29/1/2024).

Warga Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri itu mengatakan, masyarakat lebih memilih menggunakan uang tunai dengan alasan efektivitas.

"Masyarakat bilangnya ribet, jadi pada tidak mau," tambahnya.

Berdasarkan pantauan di seputaran Jalan Stasiun hingga depan Hotel Grand Surya, masyarakat memang lebih memilih menggunakan uang tunai.

Juru parkir lain, Masduqi Zein terlihat menawarkan QRIS, namun ditolak warga dengan alasan waktu. Ibu-ibu itu mengaku sedang mengejar waktu.

Baca juga:
10 Titik Parkir di Surabaya Ini Gunakan Pembayaran QRIS

Masduqi mengatakan, di tahap awal ini, dia turut mensosialisasikan program tersebut. Dia selalu menawarkan QRIS ini pada setiap masyarakat yang akan membayar.

"Ada yang mau, ada yang nggak, ya masih sedikit banget, Mas. Mungkin belum terbiasa, saya kenalkan terus," terang Masduqi.

Selain alasan waktu karena pemindaian yang lumayan lama, biasanya orang mengaku tidak membawa ponsel atau tidak memiliki aplikasi pembayaran di hp-nya.

"Kita tetap menawarkan, saya tawarkan ini ada QRIS tapi ibu-ibu, bapak-bapak gitu bilangnya nggak punya hp," tandasnya.

Baca juga:
Digitalisasi Parkir di Surabaya Alot, QRIS Dialihkan Pakai Voucher

Salah satu pengendara, Nanang mengakui, bahwa penggunaan QRIS di pinggir jalan seperti Jalan Dhoho memang cukup ribet dan memakan banyak waktu.

"Saya pengguna QRIS juga tapi memang kalau di jalan seperti ini ribet ya, berbeda kalau di kafe atau tempat makan, kondisinya tenang," katanya.

"Jadi, kalau saya memang lebih memilih menggunakan tunai, kecuali pas benar-benar lagi nggak ada uang recehan, mungkin saya akan menggunakan QRIS ini," tandasnya.