Pixel Codejatimnow.com

Motif Penganiayaan Santri Banyuwangi di Pondok Kediri hingga Tewas

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Yanuar Dedy
Kamar tersangka dan korban di PPTQ Al Hanifiyyah Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Kamar tersangka dan korban di PPTQ Al Hanifiyyah Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

jatimnow.com - Motif penganiayaan di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al-Hanifiyyah, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri terungkap.

Bintang Balqis Maulana (14) santri asal Banyuwangi itu dipukuli sepupu dan tiga seniornya karena jengkel, korban susah dinasihati terutama perkara salat berjamaah.

Hal tersebut diungkapkan oleh pengacara Rini Puspitasari yang kini mendampingi para pelaku menjalani pemeriksaan oleh penyidik Satreskrim Polres Kediri Kota. Menurut Rini, para pelaku emosi sesaat.

"Keterangan anak-anak (para pelaku) mengakui memukul dan tidak niat biar Bintang sampai gimana. Itu benar-benar emosi sesaat, karena Bintang diomongi tidak manut," ujar Rini Puspitasari, pada Rabu (28/2/2024)

Untuk informasi, para pelaku dan korban tinggal dalam satu kamar di ponpes asuhan Fatihunada alias Gus Fatih yang telah beroperasi sejak 2014 itu. Awalnya dua pelaku mengatahui apabila korban tidak salat, kemudian mereka menasihatinya, namun tidak terima dengan jawaban Bintang, santri asal Glenmore Banyuwangi itu.

"Bintang itu baru sembuh dari sakit. Kemudian beberapa hari tidak sekolah dan tidak salat jamaah. Mereka ini kan satu kamar. Awalnya itu yang dapat info itu AK dan AF sepupunya. Kemudian menegur si Bintang. Ditanyai, kamu kenapa tidak salat? Bintang jawabnya itu tidak nyambung," tambah Rini.

Lalu para pelaku menasihati Bintang. Mereka memerintahkan supaya korban salat berjamaah.

"Kamu salato. Waktu diomogi itu, cuma iyo-iyo mas. Mungkin karena jawabannya tidak nyambung itu, sempat emosi. Kemudian dipukul dengan tangan kosong dan ditampar," terang Rini.

Peristiwa awal itu terjadi pada Rabu (21/2/2024). Keesokan harinya, pada Kamis (21/2/2024) ternyata para pelaku mendapatkan informasi lagi apabila korban tidak salat jamaah lagi.

Kemudian para pelaku menyuruh supaya Bintang salat dan mandi terlebih dahulu. Korban pun bergegas ke kamar mandi. Tetapi saat keluar kamar mandi, korban dalam keadaan telanjang dan diketahui oleh salah satu pelaku.

"Keluar dari kamar mandi Bintang itu telanjang. Kemudian oleh salah satu pelaku dirangkul dan dibawa ke kamar. Kemudian diomongi lagi dan Bintang jawabannya tidak nyambung. Iya-iya gitu tok, tapi tidak dilaksanakan. Terus sempat melotot, akhirnya dipukul lagi," jelas Rini.

Pada hari Kamis malam (21/2/2024) pelaku sempat mengobati luka-luka korban akibat pemukulan. Mereka juga sempat berniat untuk membawa korban ke rumah sakit, tapi urung.

Baca juga:
Anak Mantan Kades di Sampang Dianiaya, Diduga Cekcok Uang Penggilingan Batu

"Kemudian hari Jumat (22/2/2024) jam 03.00 WIB si AF (sepupu korban) dibangunin. Diomongin, kok bintang tambah pucat. Lalu dibawa ke rumah sakit. Terus di rumah sakit ternyata kan meninggal," lanjut Rini.

Mengetahui Bintang meninggal dunia di Rumah Sakit Arga Husada Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, AF kembali ke pondok. Dia melapor ke pengasuh PPTQ Al-Hanifiyyah, Gus Fatih.

"Kemudian jenazahnya dibawa ke pondok, lalu dimandikan dan dikafani dibawa ke Banyuwangi hari Jumat setelah salat Jumat. Lalu disana heboh itu dan dilaporkan ke polisi," imbuhnya.

Pada saat di Banyuwangi, kata Rini, AF sempat ditanya oleh ibu korban dan dia berbicara apa adanya. Dia mengaku telah memukuli sepupunya tersebut.

"Saat saya dampingi dia bilang apa-adanya. Tidak bilang korban terpeleset. Saya tidak tahu kalau dia beralibi terpeleset. Tapi pada saat bersama saya di BAP itu, dia mengakui memukul," tegas Rini.

Rini mengatakan, para pelaku menyesal telah menganiaya korban dan merasa kebingungan. Bahkan, salah satu pelaku AK merasa syok, karena dia yang pertama kali memulai pemukulan terhadap korban dan tidak menduga korban sampai meninggal dunia.

Baca juga:
Warga Pamekasan Pulang Ngarit Dibacok Pria Misterius

"Kemarin saya tanya, ini gimana kok sampai kejadian seperti ini. Sekarang kalian gimana? Mereka merasa menyesal dan merasa bersalah. Mereka sangat terpukul. Saat ngobrol sama saya, mereka diam dan menunduk. Salah satunya itu malah sulit untuk berkata-kata, karena dia yang memulai itu," tegasnya lagi.

Sebagai pengacara yang ditunjuk, Rini berjanji akan berusaha mendampingi para pelaku dengan sebaik-baiknya, agar hak-hak mereka sebagai anak yang bermasalah dengan hukum bisa terpenuhi.

Rini ingin agar proses hukum keempat pelaku bisa berjalan transparan. "Kita inginnya apa adanya. Benar-benar transparan. Kemudian anak-anak juga hak-haknya terpenuh. Mudah mudah nanti ada jalan," tandasnya.

Sebelumnya Polres Kediri Kota mengamankan empat tersangka penganiayaan terhadap Bintang Balqis Maulana (14) santri asal Banyuwangi. Keempat pelaku adalah teman mondok korban di PPTQ Al-Hanifiyyah Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.

Masing-masing MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Kabupaten Nganjuk, AF (16) asal Denpasar sepupu korban dan AK (17) warga Surabaya.

“Dari hasil koordinasi kami dengan Polresta Banyuwangi, kami melaksanakan tindak lanjut berupa Olah TKP dan pemeriksaan saksi. Minggu malam, kami amankan empat orang dan kita tetapkan tersangka, dan kita lakukan penahanan,” ujar AKBP Bramastyo Priaji, pada Senin (26/2/2024).