Pixel Codejatimnow.com

Mas Pj Ali Kuncoro Apresiasi Warga Mojokerto Lestarikan Nyadran Jelang Ramadan

Editor : Zaki Zubaidi  
Pj. Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro potong tumpeng ageng tradisi nyadran di Lingkungan Kemasan. (Foto: Humas Pemkot Mojokerto)
Pj. Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro potong tumpeng ageng tradisi nyadran di Lingkungan Kemasan. (Foto: Humas Pemkot Mojokerto)

jatimnow.com - Menyambut kedatangan bulan suci Ramadan, tradisi nyadran masih dilakukan masyarakat Kota mojokerto. Sebagai bentuk ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan, serta mendoakan para leluhur.

Nyadran merupakan tradisi yang tercipta dari proses akulturasi antara budaya Jawa dengan budaya Islam. Selain untuk menghormati leluhur, nyadran selalu dilaksanakan setiap tahun untuk melestarikan tradisi tersebut secara turun-temurun.

"Tradisi nyadran merupakan kegiatan yang baik dan positif. Karena dalam budaya Jawa, nyadran ini sebagai wujud dalam menghormati leluhur, memelihara lingkungan, serta bentuk syukur," tutur Penjabat (Pj.) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro dalam siaran pers, Minggu (3/3/2024).

Sosok yang akrab disapa Mas Pj ini juga mengapresiasi masyarakat yang masih merawat tradisi warisan nenek moyang tersebut. Karena di dalam kegiatan nyadran juga turut mengajak warga untuk saling bersedekah.

Nyadran juga dijadikan sebagai sarana melestarikan budaya gotong royong sekaligus upaya untuk menjaga keharmonisan masyarakat melalui kegiatan kembul bujono (makan bersama).

Baca juga:
Kota Mojokerto Siap Layani Sertifikat Tanah Elektronik, Ini Harapan Mas Pj Ali

"Seluruh masyarakat berbagi melalui tumpengan bareng dan makan bareng. Yakinlah, apa yang kita bagi pasti akan kembali berlipat-lipat," imbuhnya.

Prosesi nyadran diawali dengan arak–arakan tumpeng ageng sebagai simbol gotong royong dan keharmonisan. Warga juga turut membawa asahan yang berisi berbagai makanan olahan, hasil bumi, serta serabi sebagai jajanan khas.

Diiringi pawai budaya, tumpeng diarak dari jalan kampung menuju area makam sesepuh setempat. Dilanjutkan dengan memanjatkan doa bersama.

Baca juga:
Mas Pj Ajak Tingkatkan Literasi dengan Komolib, Warga Mojokerto Sudah Tahu?

Warga kemudian saling berebut untuk mengambil makanan yang ada di tumpeng ageng dan melakukan purakan atau makan bersama-sama di area makam.