Pixel Code jatimnow.com

Tentang Hari Raya Kuningan dan Nyepi, Ini Kata Yuk Cilik Budaya Sidoarjo 2024

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Ahaddiini HM
Ni Made Khezia Maharani saat dinobatkan sebagai Yuk Cilik Budaya Sidoarjo 2024 oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata. (Foto: Ni Made Khezia Maharani for jatimnow.com).
Ni Made Khezia Maharani saat dinobatkan sebagai Yuk Cilik Budaya Sidoarjo 2024 oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata. (Foto: Ni Made Khezia Maharani for jatimnow.com).

jatimnow.com - Hari Raya Kuningan dan Nyepi memberikan arti tersendiri bagi Yuk Cilik Budaya Sidoarjo 2024. Ni Made Khezia Maharani (8), gadis kecil siswi kelas 3 SDN Wadung Asri ini mengungkapkan keistimewaan Hari Raya Kuningan yang berdekatan dengan Nyepi di tahun ini.

Warga Evergreen Regency Tambaksumur Waru Sidoarjo ini mengatakan bahwa Hari Raya Kuningan adalah resepsi atau perayaan dari Hari Raya Galungan, saat kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan yang ditujukan untuk para dewa.

"Jadi Hari Raya Kuningan adalah resepsi atau perayaan dari Hari Raya Galungan, Ini adalah hari kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan yang ditujukan untuk para dewa. Biasanya selalu ada nasi kuning di Hari Raya Kuningan sebagai persembahan," ucapnya kepada jatimnow.com, Minggu (10/3/2024).

Tahun ini, Hari Raya Kuningan makin istimewa karena berdekatan dengan Hari Raya Nyepi.

"Tahun 2024 ini sangat istimewa karena Hari Raya Kuningan berdekatan dengan Hari Raya Nyepi, jadi nuansa untuk membersihkan diri lebih berasa," ujarnya.

Ia melanjutkan, Hari Raya Kuningan diartikan sebagai perayaan dan Nyepi sebagai bentuk pembersihan diri dari Bhuta kala, dimana sifat-sifat butha kala atau sifat-sifat jahat atau sifat tidak baik).

Baca juga:
Didemo Ratusan Massa, Ketua KPU Sidoarjo Bantah Tuduhan Konsumsi Miras

Sebagai Yuk Cilik Budaya Sidoarjo 2024, Khezia menegaskan menjadi bagiannya untuk membawa visi misi dalam memperkenalkan segala bentuk keberagaman yang ada di masyarakat.

"Jadi sudah kewajiban saya ikut mengenalkan keberagaman ke masyarakat luas tentang budaya di Sidoarjo dan mengajak generasi muda untuk berevolusi agar menjadi semakin cinta dengan kebudayaan lokal," ujarnya.

"Saya juga ikut menjelaskan seperti Hari Raya Kuningan juga Nyepi, agar masyarakat mengerti tentang indahnya perbedaan beragama, mungkin teman-teman lainnya yang berbeda keyakinan bisa turut memberikan pemahaman ke umat lainnya, mengenai Hari Raya keagamaan yang dianutnya, supaya lainnya paham dan semakin rukun hidup berdampingan," tambah Khezia.

Baca juga:
Gelar Demonstrasi di Sidoarjo, Partai Buruh Tuntut Ketua KPU Mundur

Ia berharap tidak hanya dirinya, namun juga para anak Sidoarjo turut mengenal dan berpartisipasi dalam mengembangkan budaya serta menyampaikan pemahaman luas mengenai segala keberagaman yang ada di kabupaten Sidoarjo agar lebih dikenal di Indonesia dan lebih mendunia.

"Selain bersama menyampaikan tentang indahnya perbedaan. Yang harus bersama dilakukan adalah juga melestarikan budaya lain di Sidoarjo seperti Lelang Bandeng, Nyadran, Tarian asli dari Sidoarjo dan masih banyak lagi yang harus dikenalkan ke masyarakat karena banyak sekali budaya di Sidoarjo," tutup putri kedua dari I Ketut Agustika dan Ni Nyoman Diah Triyani ini.