jatimnow.com - Inflasi di Kabupaten Sumenep sukses dikendalikan. Angka inflasi itu terkerek naik hingga menyentuh angka 4,68 persen pada Maret 2024.
Terkendalinya angka inflasi itu diimbangi dengan naiknya angka pertumbuhan ekonomi dari 3,11 persen menjadi 5,35 persen.
"Inflasi terkadang tidak semuanya negatif. Kabupaten Sumenep secara pertumbuhan ekonomi baik. Ini menunjukkan ada permintaan barang yang banyak dari beberapa komoditi yang dimiliki kita, sehingga perputaran ekonomi baik dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi baik," kata Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi Wongsojudo, Selasa (2/4/2024).
Fauzi membeber, terkendalinya Inflasi di wilayahnya juga dibuktikan dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep mencatat secara year on year (YoY) disebabkan oleh naiknya harga komoditas utama, yakni beras sebesar 1,63 persen dan daging ayam ras 0,31 persen.
Kemudian dalam hitungan month to month (M-to-M) kenaikan inflasi Sumenep tercatat sebesar 0,04 persen dari 0,73 pada bulan Februari 2024 menjadi 0,77 persen. Kenaikan tersebut disebabkan naiknya harga daging ayam sebesar 0,22 persen dan telur ayam ras 0,11 persen.
Fauzi optimistis, naiknya inflasi masih berdampak positif bagi perekonomian di Sumenep. Kenaikan inflasi di Sumenep juga tidak mengkhawatirkan karena stok bahan pokok di wilayah itu aman dan terkendali.
Baca juga:
Cabup Fauzi Ajak 500 Emak-emak di Sumenep Senam Bareng
"Inflasi yang terjadi di Sumenep inflasi positif,” tambahnya.
"Karena inflasi kita selalu ada setiap bulan, misalnya tembakau, karena harga tembakau tinggi. Karena saat ini produksi rokok UMKM banyak di Sumenep dan petani menikmati harga tersebut, Ketika petani menikmati harga tinggi, mereka membeli emas dan itu juga mempengaruhi,” sambung Ketua DPC PDIP Sumenep itu.
Berdasarkan data BPS Jatim, selain di Sumenep, kenakan inflasi tertinggi y-on-y juga terjadi kabupaten Bojonegoro. Kenaikan inflasi itu dipicu lonjakan harga tomat sebesar 0,57 dan daging ayam ras sebesar 0,47 persen. Sedangkan, inflasi terendah terjadi di kabupaten Jember sebesar 2,53 persen dan terendah di Banyuwangi sebesar 0,56 persen.
Baca juga:
Istri di Sumenep Dibacok Suami hingga Tewas, Ini Kronologisnya
Untuk menjaga harga pokok tetap stabil menjelang hari raya Idul Fitri, dirinya telah mengintruksikan jajarannya untuk menggelar operasi pasar. Menurut dia, langkah itu penting, agar harga-harga bahan pokok bisa tetap stabil dan selalu tersedia di pasaran, khususnya untuk warga lokal.
"Tetapi kita tetap harus berusaha menurunkan angka inflasi rendah sekali. Harga yang mengalami inflasi bisa kita tekan sebaik mungkin. Kita tetap berusaha,” pungkas Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Jatim itu.