jatimnow.com - Masyarakat Banyuwangi mengenal sebuah ritual adat yang disebut Seblang Olehsari. Ya, tradisi sakral ini memang dimiliki Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Untuk melestarikannya, ritual ini digelar selama satu pekan, sejak 15 April - 21 April. Hingga hari ketiga, ritual peninggalan leluhur Desa Olehsari tersebut selalu ramai dipadati pengunjung.
"Saya sangat senang banyak yang meminati seni tradisi dan budaya Banyuwangi. Ini menunjukkan masyarakat Banyuwangi bangga dengan budayanya," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, dalam siaran pers, Rabu (17/4/2024).
Ipuk menjelaskan, Seblang merupakan salah satu tradisi adat masyarakat Osing dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.
"Budaya ini harus terus dilestarikan, sehingga tidak hanya menjadi tradisi masyarakat Olehsari saja, tetapi juga bisa dinikmati masyarakat luas dan wisatawan," tambah Ipuk.
Penari Seblang merupakan remaja putri yang dipilih secara supranatural dari keturunan leluhur penari Seblang. Gadis yang "terpilih" akan menari di pentas bundar mengikuti iringan musik tradisional Banyuwangi dalam kondisi “trance” dengan mata tertutup selama 7 hari berturut-turut.
Penari Seblang tahun ini Dwi Putri Ramadani. Ini merupakan tahun kedua bagi gadis berusia 20 tahun itu. Sejak 2023 dia ditunjuk sebagai penari Seblang Olehsari, menggantikan penari sebelumnya Susi Susanti yang terakhir menari tahun 2022 lalu.
Baca juga:
5 Fakta Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Ditemukan Tewas, Diduga Diperkosa
Aksesoris yang digunakan penari sangat khas, yaitu krincing (gelang kaki) dan omprok (hiasan kepala) dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar.
Sejak digelar setiap hari ratusan pengunjung menyemut memenuhi lokasi. Tak hanya warga lokal, ritual ini juga disaksikan dengan antusias oleh wisatawan dari luar daerah, juga mancanegara.
“Unik. Penarinya menari dalam keadaan dirasuki roh leluhurnya. Saya juga terkesan dengan kostum dan aksesorisnya, unik juga,” ujar Mayang, pengunjung asal Malang.
Baca juga:
ASMOPSS ke-14 Digelar di Banyuwangi, Diikuti 136 Peserta
Dalam tradisi kuno ini juga digelar ritual 'Tundik' atau menari bersama penari Seblang. Tundik dilakukan saat penari Seblang membawa sampur (selendang) untuk mengajak penonton menari bersama.
Selendang itu kemudian digulung penari Seblang yang kemudian dilempar ke arah penonton. Yang mendapatkan selendang itu kemudian wajib naik ke atas panggung untuk menari bersama Seblang.