Pixel Code jatimnow.com

Paswaja, Cara Warga Jambe Sidoarjo Tumbuhkan Ekonomi Kreatif di Lahan Kosong

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Ahaddiini HM
Suasana Pasar Sayur Warga Jambe (Paswaja)Banjarkemantren Buduran Sidoarjo.  (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com).
Suasana Pasar Sayur Warga Jambe (Paswaja)Banjarkemantren Buduran Sidoarjo. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com).

jatimnow.com - Banyaknya lahan kosong di Dusun Jambe Banjakematren Buduran dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai lahan produktif berupa Pasar Sayur Warga Jambe (Paswaja).

Inisiator Pasar Sayur Warga Jambe (Paswaja), sekaligus juga mantri kebun Landbauw RT 03 Dusun Jambe Desa Banjarkemantren, Nur khalim (43) mengungkapkan kepada jatimnow.com, bahwa pemanfaatan lahan kosong menjadi lahan produktif adalah inisiatif dari warga setempat.

"Yang melatar belakangi adanya Paswaja adalah melihat adanya lahan kosong yang kurang produktif di sekitar lingkungan masyarakat. Dari situlah muncul inisiatif masyarakat untuk mengaktifasi ruang atau lahan tersebut untuk ditanami produk pertanian tentunya dengan menjalin komunikasi kepada pemilik lahan," ucapnya, Rabu (5/6/2024).

Ia juga menjelaskan, Dusun Jambe sebelumnya merupakan wilayah industri yang dulunya sebagian besar adalah sawah atau lahan pertanian yang dalam bahasa Belanda berarti landbouw, sehingga kata tersebut digunakan oleh warga hingga kini.

"Dengan menyebut kebun Landbouw menjadi istilah untuk memaknai ulang sejarah Dusun Jambe Desa Banjarkemantren dulunya sebagian besar adalah pertanian," terangnya.

Nur Khalim menjelaskan penanaman sayuran Paswaja dimulai awal bulan Mei dengan tahapan pembukaan lahan dengan membersihkan dan pengolahan lahan dengan cara di cangkul, dibuat bedeng, kemudian tahap selanjutnya penanaman benih serta perawatan.

"Tujuan lahan Paswaja ini, yang pertama agar masyarakat bisa menikmati hasil bumi berupa sayuran dari lingkungannya sendiri, yang kedua Paswaja menjadi ruang untuk berinteraksi masyarakat juga upaya untuk menumbuhkan ekonomi kreatif mandiri dari masyarakat untuk masyarakat, juga untuk keberlanjutan dalam menyediakan sayuran alami dan terjangkau," paparnya.

Dengan merangkul berbagai pihak seperti masyarakat sekitar kebun Landbauw, Pokmas Dusun Jambe, Ketua RT maupun RW , kepala dusun, para pemuda, maupun juga pemerintahan desa Banjarkemantren, Nur Khalim mampu mengorganisir segala pihak dengan baik.

"Cara mengorganisir berbagai pihak terkait hingga digelarnya Paswaja ini adalah dengan mengkomunikaskan dan mensosialisasikan kepada warga masyarakat saat berkunjung di kebun Landbouw, baik pagi hari untuk caring istilah Jawa (berjemur di pagi hari) maupun berkumpul di sore hari. Dengan intensitas diskusi yang sering di kebun, lalu munculah ide untuk menjual hasil tanaman berupa sayuran kepada warga sekitar," terang Nur Khalim.

Kini Paswaja memiliki produk unggulan sayur mayur seperti kangkung, sawi, bayam, cabai, terong, bawang merah, daun turi, daun kelor juga beberapa buah-buahan seperti jambu biji, pisang dan timun mas dengan jumlah sekitar 11 macam tanaman sayur dan buah.

Baca juga:
Mendag Musnahkan Produk Impor Ilegal Senilai Lebih Rp5 Miliar

"Untuk harga kangkung dan bayan 1 ikat Rp1000, sawi 1 ikat Rp2000. Bulan ini adalah panen pertama dengan digelar Paswaja yang perdana. Hasil dari penjualan untuk keberlanjutan, pembelian bibit dan perawatan kebun," tegasnya.

Tanaman yang ditanam sebagai produk Paswaja, diakui Nur Khalim, tanpa pupuk kimia dengan teknik sederhana yang dapat dilakukan oleh warga sekitar.

"Tekniknya sangat sederhana karena di kebun Landbauw bisa disebut terpadu pasalnya di kebun juga ada kolam bundar untuk pelihara ikan. Jadi setiap pagi dan sore ikan dikasih makan da sebelum pemberian makan air kolam biasanya kita kurangi untuk membuang kotoran ikan. Dari air yang di kurangi di buat saluran pembuangan yang terhubung dari petak kebun satu ke kebun lainnya, sehingga bekas air kolam bisa menjadi pupuk alami pada sayuran," terangnya lagi.

Di samping itu, untuk perawatan daun, warga membuat ramuan dari daun pepaya, yang di semprotkan ke daun, sehingga daun tetap hijau dan sehat alami.

Adanya Paswaja disambut gembira dan penuh antusias karena warga merasa senang dapat menikmati hasil tanaman dari bumi lingkungan sendiri secara langsung dengan mengetahui proses menanam serta merawatnya, meski tak jarang para warga masyarakat memesan dahulu sayuran sebelum dipanen.

Baca juga:
Pengalaman SMAN 3 Sidoarjo jadi Pilot Project Penghapusan Jurusan

Melalui Nur Khalim, dengan adanya Paswaja, warga Dusun Jambe Banjarkematren Buduran Sidoarjo berharap dapat membantu masyarakat sekitar mendapat sayur mayur yang alami dan terjangkau selain itu juga turut menumbuhkan putaran ekonomi kreatif bagi masyarakat sekitar.

Tak kalah penting adalah edukasi berupa menjaga tradisi maupun budaya bercocok tanam dari generasi ke generasi sebagai warna bangsa agraris.