Pixel Code jatimnow.com

Produsen Tusuk Sate di Ponorogo Bikin 400 Kg/Hari Jelang Idul Adha

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Ahmad Fauzani
Marjono saat membuat tusuk sate. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.coom)
Marjono saat membuat tusuk sate. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.coom)

 

jatimnow.com - Idul Adha juga membawa rezeki bagi produsen tusuk sate. Bagaimana tidak, produsen tusuk sate di Ponorogo laku hingga 400 kilogram setiap hari.

Salah satu produsen yang ketiban rejeki itu adalah Marjono. Di rumahnya, yang berada di Jalan Jagatan, Kelurahan Ronowijayan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Marjono sudah sibuk, Minggu (9/6/2024).

Bukan hanya Marjono, namun para pekerjanya pun demikian. Mereka bahkan harus lembur jelang Idul Adha kali ini.

Produsen tusuk sate berusia 40 tahun ini membuat dan menjual hingga 400 kilogram tiap hari. Total dalam sebulan, ia bisa menjual 8 hingga 9 ton tusuk sate.

“Biasanya hanya 200 sampai 300 kilogram tiap hari. Kali ini 400 kilogram berarti naik 2 kali lipat,” ungkap Marjono, Minggu (9/6/2023).

Dia menyebutkan untuk membuat tusuk sate, termasuk rumit. Tusuk sate buatannya berbahan baku bambu pilihan, yang kemudian diolah sedemikian rupa.

“Bambunya harus pilihan. Bambu jenis ori itu pun harus pilihan. Kalau asal-asalan kurang bagus, hasilnya gak maksimal,” terang Marjono kepada jatimnow.com.

Baca juga:
Dindik Ponorogo Sebut Gedung SDN 2 Karangpatihan Tak Layak, Perbaikan Lewat PAK

Menurutnya, tusuk sate buatannya sudah dikirim ke luar pulau. Contohnya, ke Pulau Sumatera, tepatnya ke Riau dan Pekanbaru. Selain itu, juga ke Jawa Tengah, seperti Semarang serta Magelang, selain di dalam Kabupaten Ponorogo sendiri.

“Saya melayani semua jenis tusuk sate. Ukurannya berbagai macam. Ada untuk frozen, cilok, pentol goreng, sate ayam dan sate kambing,” paparnya.

Ditanya soal harga, dia menjawab, cukup bervariasi. Harganya paling rendah, tusuk sate berukuran kecil untuk sempol seharga Rp 10 ribu per kilogram.

“Yang mahal untuk sate ayam dan kambing. Seharga Rp 18 per kilogram,” tambah Marjono di rumahnya di Jalan Jagadan, Kelurahan Ronowijayan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo.

Baca juga:
Siswa SDN 2 Karangpatihan Ponorogo Belajar Dalam Gedung Nyaris Ambruk

Dengan jumlah produksi 8 sampai 9 ton tusuk sate, maka total omzet yang diperoleh dalam sebulan mencapai Rp120 juta.

Salah satu pembeli, Sony Mahardika mengaku, setiap Idul Adha, selalu datang ke lokasi produksi tusuk sate milik Marjono ini, untuk membeli tusuk sate.

“Kan biasanya sama teman-teman itu habis menyembelih kurban lalu masak-masak. Nah salah satunya ya dimasak sate itu,” pungkasnya.