Pixel Codejatimnow.com

Pejabat Setneg dan Administrasi Negara Belajar Inovasi di Banyuwangi

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Hafiluddin Ahmad
Bupati Anas saat menerima Kementerian Sekretarian Negara dan Lembaga Administrasi Negara, Selasa (18/9/2018).
Bupati Anas saat menerima Kementerian Sekretarian Negara dan Lembaga Administrasi Negara, Selasa (18/9/2018).

jatimnow.com – Berbagai inovasi pembangunan daerah yang dikerjakan Banyuwangi menjadi inspirasi tersendiri bagi Kementerian Sekretarian Negara dan Lembaga Administrasi Negara.

Sebanyak 50 pejabat peserta diklat kepemimpinan (Diklatpim) III kedua instansi tersebut datang bareng ke Banyuwangi, Selasa (18/9/2018), untuk belajar bagaimana melahirkan sebuah inovasi untuk kemajuan daerah.

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara, Samidi Fahrudin, mengatakan ada beberapa hal yang mendasari mereka untuk melakukan benchmarking ke Banyuwangi, salah satunya adalah berbagai inovasi yang dilahirkan Banyuwangi.

Menurut Samidi, apa yang dilakukan Banyuwangi untuk memajukan daerahnya dinilai inovatif dan kreatif. Inilah yang membuat Banyuwangi dipilih sebagai fokus peserta diklat.

“Kami melihat daerah ini selalu punya ada cara untuk mengembangkan daerahnya di tengah keterbatasan yang dimiliki suatu daerah. Kreativitas dan inovasinya terus mengalir,” ujar Samidi.

Samidi yang membawa 30 peserta Diklatpim III ini berharap, usai melihat langsung bagaimana Banyuwangi menjalankan best practices-nya, wawasan mereka akan terbuka.

“Kami berharap kehadiran mereka di Banyuwangi akan membuat wawasan mereka terbuka, sehingga mampu menciptakan proyek perubahan di tempat mereka bekerja. Intinya, inovasi,” kata Samidi.

Sementara itu, Kepala Bidang Akademis dan Pembinaan Alumni Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional Lembaga Administrasi Negara, Giri Saptoaji yang membawa 20 orang peserta diklat mengatakan kreativitas Banyuwangi menjadikan daerahnya seperti saat ini juga perlu dicontoh.

“Bisa kita lihat bagaimana puluhan festival yang menarik digelar dan berhasil menarik wisatawan berbondong ke Banyuwangi. Kami ingin agar peserta diklat memiliki kreativitas seperti Banywuangi dalam menyelesaikan setiap problem di tempat kerjanya,” kata Giri.

Selama di Banyuwangi, peserta Diklatpim ini mengunjungi sejumlah fokus dimana program inovatif diselenggarakan. Seperti Mal Pelayanan Publik Banyuwangi, salah satu inovasi Banyuwangi yang mengintegrasikan 192 layanan publik dalam satu atap.

Selain itu, peserta juga mengunjungi Dinas Pendidikan. Mereka juga mendapatkan pemaparan berbagai inovasi pendidikan mulai Beasiswa Banyuwangi Cerdas, Uanga Tabungan - Uang Saku – dan Uang Transpor Sekolah bagi Siswa Miskin, dan Gerakan Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).

Baca juga:
100 Seniman dan Budayawan di Banyuwangi Terima Tali Asih

Mereka juga ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat (DPM) untuk mengetahui lebih dalam tentang program Smart Kampung. Inovasi yang menjadikan desa sebagai ujung tombak pelayanan publik berbasis teknologi komunikasi dan informatika (TIK).

Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas saat menemui rombongan mengatakan, Pemkab Banyuwangi sangat membuka diri bagi siapa pun yang ingin belajar.

“Kami menyediakan sebagai laboratorium untuk belajar berbagai hal. Kami juga ingin saling berbagi program inovatif yang dilakukan daerah lain. Karena itu kami mempersilahkan siapa pun bisa belajar disini,” ujar Anas.

Ia juga mengaku sangat senang jika para pegawai Setneg dan LAN juga berkenan memberi suntikan inspirasi ke Banyuwangi.

Anas menjelaskan, inovasi telah menjadi ruh bagi pembangunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi warga.

Baca juga:
Pemkab Banyuwangi Geber Lagi Program Sekardadu, Apa Itu?

Anas lalu mencontohkan sejumlah inovasi yang terus digeber Banyuwangi. Misalnya, ada program ”Rantang Kasih” yang mengirimkan makanan bergizi gratis tiap hari ke ribuan warga miskin berusia lanjut. Hal ini sebagai jaring pengaman bagi mereka.

Bahkan, ada pula sistem e-village budgeting dan e-monitoring system untuk mengawal pembangunan hingga tingkat desa.