Pixel Code jatimnow.com

Harga Bitcoin Berpotensi Kembali Capai US$60.000, Ini Faktor Pendorongnya

Editor : Zaki Zubaidi  
ilustrasi
ilustrasi

jatimnow.com - Bitcoin (BTC) telah menunjukkan volatilitas harga yang tinggi akhir-akhir ini. Penurunan tekanan jual menyebabkan BTC jatuh di bawah zona support utama di US$60.000, menyentuh level sekitar US$57.000 atau sekitar Rp927 juta.

Ini berarti harga Bitcoin telah mengalami penurunan sekitar 16% dari level tertingginya di US$73.000.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mencatat bahwa penurunan ini dipicu berbagai sentimen negatif, termasuk penjualan BTC oleh pemerintah Jerman dan Amerika Serikat, serta distribusi Bitcoin dari MTGox. Dan peristiwa positif mendatang seperti distribusi uang tunai FTX dapat meningkatkan harga.

"Setelah penurunan drastis mencapai harga US$53.500, minat beli dari investor mulai meningkat, memungkinkan BTC untuk kembali menguji support sebelumnya di sekitar US$56.500. Meskipun struktur jangka pendek BTC masih bearish, tren jangka menengah hingga panjangnya tetap bullish," ujar Fyqieh, Kamis (11/7/2024).

Namun, Fyqieh juga menekankan bahwa fluktuasi terbaru Bitcoin telah menurunkan harga di bawah moving average 50 hari dan 200 hari, yang menimbulkan keraguan terhadap kelanjutan tren naik ini. Meski demikian, harga BTC perlahan mulai pulih.

Faktor Pendorong Harga Bitcoin

Baca juga:
Trump Kembali jadi Presiden AS, Harga Bitcoin Melonjak ke Rekor Baru

Salah satu faktor yang bisa mendorong harga Bitcoin kembali ke level US$60.000 atau sekitar Rp972 juta adalah perkembangan signifikan terkait ETF Ethereum dan dampaknya terhadap BTC.

Menurut laporan terbaru, enam perusahaan manajemen aset sedang bersaing untuk mendapatkan izin perdagangan ETF Ethereum dan telah menyerahkan formulir S-1 yang diperbarui, menunjukkan persetujuan SEC mungkin akan segera terjadi.

"Bitcoin saat ini berada dalam kondisi oversold, dengan dua katalis potensial yang bisa mendongkrak harga. Data CPI AS dan kemungkinan persetujuan SEC terhadap ETF Ethereum pada 18 Juli mendatang. Peristiwa ini dapat memicu short-covering dan reli singkat, memberikan kelegaan sementara dari tren penurunan saat ini dan memberikan indikasi arah masa depan Bitcoin," jelas Fyqieh.

Baca juga:
Bitcoin Potensi Cetak Rekor Baru di Tengah Sentimen Positif Pasar

Ia juga menjelaskan skenario untuk kemungkinan pemulihan pasar. Ia mencatat bahwa indikator oversold menunjukkan potensi pembalikan jangka pendek, dengan dua dari tiga indikator pembalikan sekarang bullish. Meskipun Bitcoin menghadapi tantangan baru-baru ini, Relative Strength Index (RSI) berada di angka 38%, menunjukkan kondisi yang siap untuk kenaikan singkat.

"Namun, kehati-hatian investor diperlukan. Jika Bitcoin gagal menembus kisaran harga US$60.000-US$62.000, tekanan penurunan lebih lanjut bisa terjadi. Selama harga Bitcoin mampu bertahan di atas US$53.500, kita dapat mengantisipasi kembalinya BTC di atas US$58.500," analisa Fyqieh.