jatimnow.com - Nasib sial yang menimpa Jefesson Vieira tak membuat Ramiro Fergonzi percaya begitu saja soal kutukan nomor punggung 9 di Persik Kediri. Dia tetap memilih nomor keramat yang sejak lama menjadi andalannya tersebut.
Sudah bukan rahasia bahwa 9 merupakan nomor punggung kutukan di Persik Kediri. Terlepas benar atau tidak, nyatanya tak banyak striker Macan Putih yang berani mengenakan nomor punggung ini. Mereka yang nekat, sudah pasti tak bersinar bersama jawara Liga 2 2019 ini.
Terakhir nomor ini dikenakan oleh Jefesson Vieira. Bersama Persik Kediri, Jefinho praktis hanya mencatatkan waktu selama 356 menit di 7 laga. Total dia hanya mengemas 2 gol. Jauh dari ekspektasi seperti saat ia pertama kali datang ke Kediri dan mencetak gol di laga debutnya.
Seperti diketahui, Jefinho mengalami cedera yang lumayan serius musim lalu. Dia mengalami benturan keras saat melakoni laga melawan Persis Solo, pada Sabtu 12 Agustus 2023 malam di Stadion Brawijaya, Kediri. Hingga akhirnya striker asal Brasil itu dicoret saat berakhirnya putaran pertama Liga 1 2023/2024.
Fergonzi bukan tak mengetahui cerita ini. Dia mengaku sudah banyak mendengarnya. Namun, striker asal Argentina itu tak begitu saja percaya.
“Saya tahu, saya sudah beberapa kali mendengar tentang nomor 9. Tapi saya tidak percaya,” jelas Fergonzi.
Menurutnya yang terpenting adalah kerja keras saat latihan untuk mendapatkan hasil yang maksimal di setiap laga.
“Yang penting kerja keras di latihan sehingga hasil bisa didapatkan di pertandingan. Soal nomor hanya angka, bagaimana kita bisa merubah yang disebut sial menjadi bagus,” tegas Fergonzi.
Baca juga:
Jelang Lawan PSIS Semarang, Persik Kediri Dihantui Rekor Buruk di Kandang
Saat ini Fergonzi sudah mencetak satu gol untuk Macan Putih. Gol itu ia ciptakan saat Persik Kediri mengalahkan tuan rumah PSS Sleman di Solo, dalam lanjutan Liga 1 2024/2025, pekan kedua.
Awal Kutukan Nomor Punggung 9 di Persik Kediri
Kutukan terhadap nomor punggung 9 ini bukan isapan jempol. Hal itu berawal dari kisah mantan striker Persik Kediri Johan Prasetyo, yang terpaksa gantung sepatu di usia muda.
Mungkin ini kebetulan, tapi nasib Johan benar-benar sial ketika harus berganti dari nomor punggung 11 ke nomor 9 di musim 2006. Dia meyakini itu.
Baca juga:
Tiket Laga Kandang Persik Kediri Kini Dijual di Sejumlah Coffee Shop, Ini Daftarnya
Dia tiba di Kediri setelah dibajak dari Arema di musim 2003, jebolan Diklat Salatiga itu mengenakan nomor punggung 11. Nomor ini sebenarnya jadi andalan Johan Prasetyo.
Di musim pertamanya berseragam Persik Kediri, pria yang kini menjadi asisten Persik Kediri menemani Divaldo Alves itu sukses mengantarkan Macan Putih juara. Di 2006 Johan mengganti nomor punggungnya, mengikuti jejak sang idola Filippo Inzaghi, legenda AC Milan yang juga mengenakan nomor punggung keramat itu.
Sial bagi pria kelahiran 7 Juni 1982 tersebut. Di tahun itu dia mengalami cedera lutut yang cukup parah saat Persik Kediri melawan Persmin Minahasa. Meski akhirnya Persik Kediri juara, namun karir Johan sebagai pesepakbola hancur. Dia terpaksa pensiun di usia 25 tahun.
Cerita Johan Prasetyo, kemudian diikuti rentetan nasib sial pemilik nomor punggung 9 lainnya. Hingga kini kutukan seolah masih terngiang. Itu kenapa sejak 2014, nomor itu hampir tak lagi digunakan oleh pemain Persik Kediri.