Pixel Code jatimnow.com

Warga Ponorogo Tertipu Pengobatan Kiai Gadungan, Uang Jutaan Rupiah Raib

Editor : Yanuar D   Reporter : Ahmad Fauzani
Pihak kepolisian meminta keterangan korban penipuan. (Foto: Polsek Slahung/jatimnow.com)
Pihak kepolisian meminta keterangan korban penipuan. (Foto: Polsek Slahung/jatimnow.com)

jatimnow.com – Warga Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Ponorogo menjadi korban penipuan oleh kiai gadungan. Sang kiai, mengaku bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit kronis.

Kepala Desa Tugurejo, Siswanto, mengungkapkan, dua warga yang sudah melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. Mereka mengaku telah menyerahkan uang jutaan rupiah sebagai biaya pengobatan.

"Yang lapor ke saya ada dua orang, tapi saya yakin masih banyak korban lainnya yang belum melapor," ujar Siswanto pada Jumat (11/10/2024).

Penipu yang mengaku bernama Gus Wahid itu awalnya datang ke desa tersebut untuk memberikan ceramah agama di masjid setempat. Dalam ceramahnya, pelaku mengklaim dapat menyembuhkan berbagai penyakit. 

Sejumlah warga yang putus asa karena anggota keluarganya mengalami sakit kronis, mempercayai perkataan pelaku dan menyerahkan uang dalam jumlah besar sebagai imbalan untuk pengobatan.

Baca juga:
Akun WhatsApp Palsu Sekda Surabaya Gentayangan, Waspada Rek!

“Dua warga yang tertipu sudah menyerahkan uang sebesar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta kepada pelaku," jelas Siswanto.

Namun, setelah uang diserahkan, pelaku hanya sempat beberapa kali datang ke rumah korban, sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak. Kejadian ini memicu keresahan di kalangan warga desa.

Kapolsek Slahung, AKP Pitoyo, membenarkan adanya laporan mengenai kasus penipuan berkedok kiai ini. Pihaknya menyatakan, saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Baca juga:
Waspada Penipuan Catut Nama Mas Dhito, Janjikan Bantuan untuk Masjid dan TPQ

"Kami masih melakukan pendalaman terkait kasus ini, dan telah meminta keterangan dari para korban," kata AKP Pitoyo.

Pihak kepolisian berharap agar masyarakat lebih waspada terhadap modus penipuan yang memanfaatkan agama dan kepercayaan untuk keuntungan pribadi. Mereka juga mengimbau warga yang merasa menjadi korban agar segera melaporkan kejadian tersebut.