Pixel Code jatimnow.com

Guru Madrasah Jember Termarjinalkan, Dukung Fawait Berharap Perubahan

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Sugianto
Deklarasi dukungan guru madrasah ke Gus Fawait - Djoko (Foto: Media Center Gus - Djos)
Deklarasi dukungan guru madrasah ke Gus Fawait - Djoko (Foto: Media Center Gus - Djos)

jatimnow.com - Dinilai mampu memahami kondisi, sejumlah guru madrasah mendeklarasikan dukungan kepada Muhammad Fawait - Djoko Susanto di Pilkada Jember.

Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) Jember mendeklarasikan dukungan di posko. Pemenangan Paslon 2 di Posko Rumah Cinta Jalan Gajah Mada Kaliwates, Kamis (24/10/2024).

Ketua PGMI Jember, Syarofi Romdon, optimis Gus Fawait bisa membawa perubahan signifikan jika menjadi pemimpin Jember, khususnya terhadap nasib guru madrasah.

"Guru madrasah selama ini termarjinalkan. Artinya, tidak pernah tersentuh oleh pemerintah daerah melalui APBD," ungkapnya.

Guru madrasah berkomitmen mendukung Gus Fawait, mengingat kandidat dari kalangan pesantren ini benar-benar memahami kondisi guru madrasah.

Para guru madrasah saat bertemu dengan Gus Fawait. (Foto: Sugianto/jatimnow.com)Para guru madrasah saat bertemu dengan Gus Fawait. (Foto: Sugianto/jatimnow.com)

"Kami yakin dengan adanya Gus Fawait ini, guru madrasah nanti akan ada perubahan," jelasnya.

Baca juga:
4 Paslon Pilkada Tulungagung Bakal Adu Gagasan dan Visi Misi Malam Ini

"Kami pernah bersurat kepada bupati sebelumnya sampai 3 kali, tapi gak pernah ada respon. Makanya kami kecewa," sambungnya.

Menanggapi itu, Gus Fawait tegas menyatakan semua program yang diusung akan dirasakan oleh seluruh masyarakat Jember, termasuk guru madrasah.

"Saya sejak kecil belajar di madrasah, mulai MI, MTs, hingga MA. Jadi kami punya program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang," urainya.

Baca juga:
Debat Pilkada Lamongan: Yes - Dirham Curi Perhatian Netizen, Paslon 1 Grogi

"Untuk jangka panjang, kami prioritaskan di pendidikan, salah satunya madrasah," ungkap Gus Fawait.

Selain itu, ia juga berkomitmen lebih memperhatikan pendidikan di pelosok melalui program jangka panjang, guna mengurai kemiskinan yang selama ini disebabkan oleh minimnya akses pendidikan.

"Di desa, rata-rata pendidikan itu madrasah. Makanya kami tidak akan membeda-bedakan. Madrasah juga punya peluang yang sama dengan sekolah lainnya," tutupnya.