jatimnow.com - Jelang Debat Publik Kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2024, calon gubernur nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah, fokus cermati data.
Luluk mengaku siap menghadapi debat publik nanti. Saat ini dia fokus pada pengecekan data secara cermat. Menurutnya pendekatan berbasis data penting untuk memberikan pandangan yang objektif terhadap permasalahan Jawa Timur.
"Diskusi tipis-tipis, tapi juga terus cek data," kata Luluk.
Luluk menyoroti tingginya angka kemiskinan di Jawa Timur, yang menurutnya tertinggi di Indonesia.
"Jika kita cek datanya, ternyata Jawa Timur ngeri. Penduduk miskinnya tertinggi di Indonesia, angka penganggurannya masih di atas 1 juta. SMK justru menjadi penyumbang pengangguran terbuka tertinggi di Jawa Timur, kesenjangan juga masih tinggi," paparnya.
Menurut Luluk, kondisi tersebut mencerminkan masih banyaknya tantangan yang perlu diatasi secara serius. Untuk itu, Jawa Timur memerlukan pemimpin yang lebih berani dan kompeten dalam menangani isu-isu mendasar tersebut.
Baca juga:
Daftar Panelis dan Kuota Debat Publik Kedua Pilgub Jatim Besok
Dengan berbekal pengalaman sebagai anggota DPR RI yang sudah terbiasa mengadvokasi kepentingan rakyat kecil, Luluk percaya bahwa kepemimpinan yang berani dan kompeten sangat diperlukan untuk menangani isu-isu mendasar di provinsi ini.
“Kami ingin Jawa Timur yang lebih maju dan berdaya saing, serta kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, Kita harus berani membuat gebrakan baru yang dapat membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat," tegasnya.
Berbekal kecakapannya dalam menganalisis data dan menangkap aspirasi masyarakat menjadikan Luluk yakin bahwa debat putaran kedua ini akan menjadi tontonan yang sarat informasi.
Baca juga:
Cagub Luluk Buka Data Pengangguran di Jatim: Lulusan SMK 6,4 Persen
Adanya debat publik ini masyarakat akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi provinsi mereka, termasuk permasalahan yang belum terselesaikan.
Bagi Luluk, debat bukan hanya ajang adu gagasan, tapi juga kesempatan menyampaikan pesan bahwa Jawa Timur membutuhkan pembaruan.
"Debat ini adalah kesempatan kita untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa ada harapan baru yang lebih baik bagi Jawa Timur," pungkasnya.