jatimnow.com – Aeshnina Azzahra Aqilani, seorang aktivis lingkungan muda dari River Warrior Indonesia, menyampaikan surat terbuka kepada Menteri Lingkungan Hidup (LH) Republik Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, menjelang pertemuan penting Intergovernmental Negotiating Committee (INC-5.2) di Jenewa, Swiss.
Pertemuan yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 14 Agustus 2025 ini dihadiri oleh lebih dari 3.700 peserta dari 184 negara dan 619 organisasi pengamat, dengan tujuan merumuskan perjanjian global untuk mengakhiri polusi plastik.
Dalam suratnya, Aeshnina mendesak Menteri Hanif, yang juga menjabat sebagai Ketua Delegasi Indonesia, untuk memperjuangkan perjanjian yang mengikat secara hukum dan berfokus pada pengurangan produksi plastik.
Ia menyoroti dampak buruk polusi plastik terhadap lingkungan, kesehatan manusia, dan perubahan iklim.
"Plastik mendorong perubahan iklim dan mencemari lautan, sungai, tanah, udara, serta berdampak pada manusia dan makhluk hidup lainnya. Plastik meracuni komunitas, rumah, dan tubuh kita," tulis Aeshnina dalam suratnya.
Baca juga:
LPBI NU Jatim Perkuat Jaringan Penanggulangan Bencana dengan Inovasi Zona Kerja
Ia juga menyinggung penelitian terbaru yang menemukan adanya kontaminasi mikroplastik dalam darah, ketuban, dan air seni ibu hamil di Gresik, serta udara di 20 kota besar di Indonesia.
Aeshnina menegaskan perlunya tindakan nyata dan ambisius untuk mengatasi krisis polusi plastik.
"Kita harus berhenti memproduksi plastik dalam jumlah besar; Saat inilah waktu yang tepat untuk mengakhiri dampak plastik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia," tegasnya.
Aktivis muda ini juga mengajak semua pihak, termasuk masyarakat global, ilmuwan, pelaku bisnis, dan delegasi Indonesia, untuk bersatu dalam upaya mengatasi ancaman polusi plastik. Ia meyakini bahwa solusi untuk masalah ini sudah ada dan tidak perlu dipersulit.
"Jika kita benar-benar ingin hidup di lingkungan bersih dan sehat, tidak akan sempat menghalangi perjanjian ini. Jangan khawatir akan kehilangan profit. Jika Anda renungi lagi, jika kita memprioritaskan planet dan people, akan sangat mudah untuk mendapatkan profit," lanjut Aeshnina.
Aeshnina berharap Menteri Hanif dan Delegasi Indonesia dapat memainkan peran kunci dalam mewujudkan Perjanjian Plastik Global yang kuat dan efektif.
Baca juga:
ECOTON Edukasi Bahaya Mikroplastik pada Anak di Hari Anak Nasional 2025
"Saya berharap kepada Pak Menteri dan Ketua Delegasi Indonesia di INC 5.2 untuk berupaya mewujudkan Perjanjian Plastik Global yang kuat dan mengikat secara hukum agar menciptakan masa depan yang bebas dari polusi plastik, kesehatan dan planet kita sejahtera, untuk sekarang dan untuk generasi mendatang," pungkasnya.