jatimnow.com - Di tengah arus deras informasi digital dan kemudahan akses literasi melalui internet, minat terhadap buku fisik seringkali tergerus. Banyak yang beralih ke layar gawai, menjadikan perpustakaan dan toko buku fisik sepi pengunjung.
Namun, di sebuah kampus swasta di Surabaya, sebuah komunitas mahasiswa bernama Sahabat Pustaka justru gigih menjaga dan menggaungkan kembali pentingnya membaca buku fisik. Mereka menjadi oase bagi para pecinta literasi tradisional di era serba digital ini.
Komunitas Sahabat Pustaka, yang berbasis di Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Surabaya, secara konsisten mengajak mahasiswa lain untuk kembali menyentuh dan merasakan sensasi membaca buku fisik.
Mereka tidak hanya aktif di perpustakaan kampus, tetapi juga memfasilitasi peminjaman buku fisik agar lebih mudah dijangkau oleh rekan-rekan mahasiswa.
Membaca buku diibaratkan membuka jendela dunia, sebuah gerbang untuk menemukan mutiara ilmu pengetahuan, referensi, dan memperkaya literasi. Semangat inilah yang diusung oleh Sahabat Pustaka melalui berbagai program menarik.
Salah satunya adalah "Akademia Filsafat", sebuah forum diskusi mendalam tentang ajaran filsafat dari berbagai aliran, baik Barat, Timur, maupun kontemporer.
Program lain yang tak kalah populer adalah "Seni Baca" atau disingkat "Sebat", di mana anggota berkumpul untuk membaca bersama, belajar literasi, dan melakukan penalaran buku fisik secara kolektif.
Biasanya, para anggota Sahabat Pustaka sering terlihat santai berkumpul di perpustakaan, asyik mengulik buku dari beragam genre. Mulai dari filsafat, sastra, ilmu komunikasi, hingga berbagai disiplin ilmu lainnya, semua menjadi bahan diskusi yang menarik dan memperkaya wawasan.
Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sahabat Pustaka Unitomo, Maulidia, mengungkapkan adanya perbedaan signifikan antara membaca buku fisik dengan e-book atau buku digital.
Baca juga:
Unisda Lamongan Gelar Kuliah Umum Bahas Pentingnya Literasi Media
"Saat membaca e-book, kita seringkali mudah terganggu oleh notifikasi media sosial, aplikasi lain, atau bahkan iklan yang tiba-tiba muncul," jelas Maulidia.
"Namun, jika kita membaca buku fisik, gangguan-gangguan tersebut tidak ada. Pengalaman membaca menjadi lebih fokus dan mendalam," lanjutnya.
Menurut Maulidia, keistimewaan buku fisik terletak pada kemampuannya untuk lebih menyerap di hati dan jiwa pembacanya. Sentuhan langsung dengan kertas, aroma khas buku, dan sensasi membalik halaman menciptakan pengalaman autentik yang tak tergantikan.
Baca juga:
Fasilitas Becak Baca Lapas Lamongan Jadi Sarana Praktis Tingkatkan Literasi Napi
Pengalaman sensorik ini terbukti membantu pemahaman dan ingatan yang lebih baik dibandingkan membaca di layar digital.
Tidak hanya aktif di dalam perpustakaan, Sahabat Pustaka juga proaktif menjemput bola. Pada hari-hari tertentu, mereka sengaja membuka lapak sewa buku di gazebo kampus.
Inisiatif tersebut bertujuan untuk secara langsung mengajak mahasiswa lain agar tertarik menyewa dan membaca buku fisik di rumah, menyebarkan virus literasi ke seluruh penjuru kampus.
URL : https://jatimnow.com/baca-79344-sahabat-pustaka-oase-literasi-fisik-di-tengah-gempuran-digital