Pixel Codejatimnow.com

Penyebab Banjir Bandang Banyuwangi Mulai Terkuak

 Reporter : Erwin Yohanes
Kawasan sungai yang mengalami penyempitan.
Kawasan sungai yang mengalami penyempitan.

jatimnow.com - Penyebab banjir bandang yang menerjang 34 rumah di Lingkungan Kebun Jeruk dan Lingkungan Klatak disebab oleh 2 hal, dari 2 versi yang saling berkaitan.

Versi pertama dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi Fajar Suasana mengatakan, intensitas hujan yang mengguyur daerah pegunungan Ijen terjadi kurang lebih selama 3 jam sekitar pukul 12.00 sampai 15.00 Wib Kamis (15/3).

Akibatnya kawasan gunung yang ditanami tanaman berakar serabut di kawasan hulu tak mampu menahan debit air hujan yang tinggi, sehingga mengakibatkan di daerah Glagah, Kalipuro dan air terakumulasi hingga mengalir deras menuju hilir ke kawasan Kota Banyuwangi.

"Arusnya mengalir deras dan pada pukul 13.30 Wib di sekitar sungai Klatak (Lingkungan Kebun Jeruk Kelurahan Lateng) mulai terjadi genangan," papar Fajar kepada jatimnow.com via seluler, Sabtu (17/3/2018).

Genangan air banjir bertambah besar sekitar pukul 15.30 Wib dan beranjak surut antara pukul 16.00-17.00 Wib, lanjut Fajar. Kemudian setelah surut, menyisakan lumpur tebal di 34 rumah warga di Lingkungan Kebun Jeruk dan 3 rumah diantaranya jebol akibat ganasnya banjir.

"Saat air besar saya bersama tim sudah di lokasi hingga malam," ujar Fajar.

Baca juga: Banjir Bandang Banyuwangi: Isyaratkan Kawasan Hulu Rusak?

Sedangkan, Ketua Rt 4 Rw 3 Lingkungan Kebun Jeruk, Kelurahan Lateng, Muhammad Sahmo menyebut, di sungai Sukowidi tepatnya di sebelah pemakaman lingkungan setempat terdapat median sungai yang menyempit.

"Tepat di jembatan menuju makam lingkungan lebar sungai 8 meter tetapi di samping makam ada penyempitan dan setelah saya ukur lebarnya cuma 4 meter," kata Sahmo.

Baca juga:
Tim SAR Susur Sungai Kedak, Cari Lansia yang Hilang Akibat Banjir Kota Kediri

Selain itu, Sahmo menduga, saat terjadi genangan di daerahnya ada pohon besar melintang terbawa arus dan nyangkut di titik penyempitan sungai, sehingga air banjir pekat meluap ke rumah warga.

"Dulu waktu mbangun plengsengan itu pemborongnya tidak sama antara yang di sebelah barat dan timur, yang sana di keruk yang sini tidak dan menyisakan sekitar 3 meter Daerah Aliran Sungai," papar Sahmo di lokasi.

Berdasarkan data yang dihimpun, banjir bandang pernah melanda 3 kecamatan, diantaranya, Desa Bulusari Kecamatan Kalipuro, Desa Tamansari Kecamatan Licin, dan Desa Kalirejo Kecamatan Glagah di medio Desember 2017 lalu.

Akibatnya, sejumlah fasilitas seperti saluran air bersih dan lahan pertanian warga rusak diterjang banjir bandang.

Waktu itu, berdasarkan kajian dan analisa banjir pihak BPBD Banyuwangi menyebut lahan yang dikelola oleh PT Perkebunan Lidjen seluas 86 hektar di daerah Tamansari telah dialih fungsikan dari lahan perkebunan menjadi lahan pertanian. Semula ditanami pohon Kemilina digantikan dengan tanaman akar serabut, seperti bawang putih.

Baca juga:
Curhat Warga Ngampel Kota Kediri yang Rumahnya Masih Terendam Banjir 1 Meter

"Sehingga fungsi pohon sebagai penahan tanah dan penyerap air tidak ada yang akhirnya aliran banjir yang membawa material menjadi liar," kata Fajar Suasana, Jumat (8/12/2017) lalu.

Reporter: Hafiluddin Ahmad

Editor: Erwin Yohanes