jatimnow.com- Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jatim membekukan izin trayek Bus Harapan Jaya yang terlibat kecelakaan maut di Tulungagung beberapa waktu lalu. Kecelakaan tersebut menewaskan dua pengendara motor. Polisi telah menetapkan pengemudi bus sebagai tersangka dalam kasus ini.
Pembekuan izin trayek ini disampaikan Kasi Sarana Angkutan Jalan Dishub Provinsi Jatim, Agung Heru Prasongko saat audiensi dengan Pengurus Cabang PMII Tulungagung di Ruang Aspirasi Kantor DPRD Tulungagung. Izin trayek tersebut dibekukan selama enam bulan. Dishub Provinsi Jatim punya kewenangan terhadap penerttiban izin trayek. Termasuk sanksi bagi bus yang menimbulkan kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa sesuai pasal 102 (4) Perturan Menteri Perhubungan Nomor PM 15 Tahun 2019.
“Selama enam bulan terjadi kecelakaan lagi dengan kesalahan yang sama akan kita keluarkan surat untuk pencabutan izin trayek,” ujarnya, Rabu (12/11/2025).
Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan serupa, pihak Dishub Jatim telah berkoordonasi dengan dua perusahaan otobus di Tulungagung dalam penggunaan teknologi Geofence. Teknologi ini berfungsi sebagai pengendali kecepatan bus. Meski tidak bisa relatif cepat dalam pengaplikasiannya, namun ada target waktu yang ingin dicapai.
Baca juga:
Perkuat Ketahanan Pangan, Sakatek Inkubator Tulungagung Tumbuhkan Minat Bertani
“Ini kan bangun sistem. Bukan alat langsung di pasang. Target bulan depan sudah bisa,” tuturnya.
Sementara itu Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, yang juga hadir dalam audiensi itu, mengusulkan untuk menghentikan aksi ugal-ugalan sopir bus di jalan raya dengan sistem pengupahan yang flat dari perusahaan ke para sopirnya. Ia beralasan selama ini sopir bus yang ugal-ugalan karena takut disalip atau didahului oleh bus di belakangnya. Dari hasil penelitian, aksi ugal-ugalan bus tersebut masuk lima besar gangguan kamtibmas di Tulungagung.
Baca juga:
Tim Kemenimipas Tinjau Layanan Publik dan Pembinaan Lapas Tulungagung
“Gaji sopir disamakan saja, sehingga mereka tidak kejar-kejaran untuk mencari tambahan penumpang. Mereka ngejar premi kemudian kebut-kebutan,” pungkasnya.