Pixel Code jatimnow.com

Pelajar ini Ciptakan Mi Instan Anti Cacingan Berbahan Kulit Manggis

  Reporter : Erwin Yohanes Farizal Tito
Farid Rahman Hakim dan Guntur Prasetyo menunjukkan hasil karyanya
Farid Rahman Hakim dan Guntur Prasetyo menunjukkan hasil karyanya

jatimnow.com - Dua pelajar sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 44 di Surabaya ini berhasil menciptakan inovasi mi instan anti cacingan dan anti kanker.

Mereka memanfaatkan kulit buah manggis sebagai bahan dasar inovasi pangan pembuatan mi instan itu.

Farid Rahman Hakim dan Guntur Prasetyo, tercatat sebagai siswa kelas 8 asal SMP Negeri 44 Surabaya.

"Berdasarkan hasil pengujian di balai penelitian dan konsultasi industri laboratorium Surabaya, mi instan berbahan kulit manggis ini sangat berpotensi sebagai anti cacing. Karena mengandung praziquanfel 8,3 mg/100g, pyranfel 16,5 mg/100g, dan anti cacing positif," tutur Farid Rahman Hakim, Rabu (31/10/2018).

Selain itu, juga terdapat kandungan yang berguna bagi kesehatan tubuh. Seperti, kandungan Polyphenol sebanyak 4,82 %, Bio flavonoid 1,05 %, Vitamin C 3, 61 mg/100g, Vitamin D 82,4 mg/100g, Karotenoid : 8,6 mg/100g.

"Sedangkan bila dilihat dari fungsi utama praziquanfel, pyranfel sama dengan anti cacing positif yang dapat digunakan sebagai upaya untuk mengobati penderita cacingan," ujar Farid.

Baca juga:
SKK Migas Jabanusa Dukung Inovasi Anak Bangsa di Pameran SINOX-01 Surabaya

Dua siswa SMP ini membeberkan cara pembuatan mie instan tersebut. Langkah pertama, mengambil daging dari kulit manggis, dipotong kecil-kecil selanjutnya diekstrak dengan cara diblender.

"Ekstrak kulit manggis itu langsung ditambahkan pada adonan pembuat mie, dengan perbandingan 1 kg adonan ditambahkan 8 hingga 10 sendok makan ekstrak kulit manggis. Setelah dicampur diaduk hingga kalis atau merata, dan siap dicetak," terangnya.

Ia mengungkapkan dari hasil uji coba yang dilakukan pada mencit atau tikus putih, yang kondisi kotorannya lunak agak cair salah satu ciri mengidap penyakit cacing menunjukan hasil yang sangat produktif.

Baca juga:
Terminal Gapura Surya Nusantara jadi Pionir Modernisasi Pelabuhan Nasional

"Dari data tersebut dilakukan analisis secara kualitatif, setelah kurang lebih 1 jam tikus tersebut mengeluarkan kotoran lunak setengah padat. Artinya cacing yang ada pada perut mencit berangsur mati," pungkasnya.