Pixel Codejatimnow.com

Di Banyuwangi, KH Ma'ruf Amin Ziarah ke Makam Pendiri NU

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Hafiluddin Ahmad
KH Ma'ruf Amin saat berziarah ke makam KH Saleh Samsuddin Lateng.
KH Ma'ruf Amin saat berziarah ke makam KH Saleh Samsuddin Lateng.

jatimnow.com - Calon Wakil Presiden (Cawapres) KH Ma'ruf Amin melakukan safari politik ke sejumlah tempat di Banyuwangi, Rabu (31/10/2018).

Selain berkunjung ke Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Desa Karangsari, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi. Pendamping Capres Jokowi ini juga berziarah ke makam salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yakni KH Saleh Samsuddin Lateng.

Pada saat itu, KH Ma’ruf Amin menjelaskan kiprah semasa hidup Kiai Saleh sapaan KH Saleh Samsuddin Lateng, perlu untuk diteladani keikutsertaannya dalam mendirikan organisasi NU.

"Dulu, Kiai Saleh ini santrinya Syaikhona Kholil Bangkalan. Beliau ini termasuk penggerak NU yang gigih," kata KH Ma’ruf Amin seusai ziarah.

Salah satu perjuangan yang dilakukan oleh Kiai Saleh dan patut diakui NU adalah suksesnya Muktamar IX NU di pesantrennya tahun 1934.

Saat itu, lanjut KH Ma'ruf, di Pesantren Lateng ini juga melahirkan organisasi kepemudaan NU, yakni Anshoru Nahdlatoel Oelama (ANO).

"Organisasi ini yang menjadi cikal bakal GP (Gerakan Pemuda) Ansor yang resmi menjadi bagian dari NU," tegasnya.

Baca juga:
Rumor Gus Muhdlor Masuk Gerindra Jatim Mencuat, Begini Kata Sadad

Jasa dan perjuangannya dalam mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia ini, juga besar sebelum mendirikan organisasi keagamaan NU. Karena selain konfrontasi terhadap penjajah waktu itu, Kiai Saleh juga mengajarkan faham antikolonialisme kepada santri-santrinya.

"Pada 1917, pesantrennya sempat dibakar oleh Belanda karena mengajarkan faham antikolonialisme pada santri-santrinya," katanya.

Namun, perjuangan dan kegigihan ulama bersama santri-santri dalam kemerdekaan seakan-akan terpendam. Baru di tahun 2015 lalu, Hari Santri Nasional disahkan dan diperingati di seluruh nusantara.

Baca juga:
Pencitraan Caleg: Tak Boleh Salah, Tapi Boleh Bohong

"Maka santri milenial, santri zaman now, ulama zaman now harus memiliki optimisme yang tinggi mengisi kemerdekaan. Mencontoh para pendahulu," tandasnya.

Nama Kiai Saleh sendiri, oleh masyarakat hingga saat ini dipatenkan sebagai nama tempat yakni, Kelurahan Lateng yang masuk wilayah Kota Banyuwangi.