jatimnow.com - Berkunjung ke Malang tak lengkap rasanya bila tak mengincipi kuliner es nan legendaris satu ini. Ya es tawon Kidul Dalem, dari namanya sepintas akan berpikiran bahwa es tersebut berasal dari tawon.
Namun ternyata prasangka anda salah, es tawon merupakan nama dari sebuah tempat yang menjual es campur dan es kacang hijau yang berada di Jalan Zainul Arifin nomor 15, Klojen, Kota Malang.
Pemilik warung es campur, Sri Utami menyatakan, awalnya yang merintis usaha berjualan yakni ibu mertuanya bernama Yaminah mulai tahun 1955.
"Dulu awalnya tidak di sini tapi di sebelah. Pertama di gerobak pinggir jalan, yang mulai usaha ibu mertua tahun 1955. Saya generasi kedua meneruskan ibu mertua sejak tahun 1996, ibu sekarang sudah meninggal dunia," cerita Sri kepada jatimnow.com, Rabu (14/11/2018).
Ia menambahkan awal mula tak ada nama es tawon dijualan milik ibu mertuanya. Nama tawon muncul lantaran Yeminah berjualan di bawah pohon asem yang terdapat tawonnya, sehingga para pelanggannya menyebut es tawon.
"Nama itu juga baru digunakan tahun 1970-an karena pelanggan dari luar Malang hafalnya es tawon, karena jualannya di bawah pohon asem yang terdapat tawon. Saya akui memang tawonnya membawa berkah," ungkap Sri Utami.
Meski pohon asem tersebut pada tahun 1999 akhirnya ditebang dan warungnya pindah pada tahun 2010 di lokasi yang tak jauh dari ibu mertua berjualan, tak membuat usaha warung es tawonnya roboh seiring pohon asem.
"Ya alhamdulillah masih bertahan meski pohonnya sudah roboh," tutur Sri sambil tersenyum.
Dirinya menyatakan, awal mula sang ibu mertua mulai menjual es campur, es kacang hijau alpukat, es kacang hijau tape dan es kacang hijau tape hitam karena tuntutan menyambung hidup sehari-hari.
Baca juga:
Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya
"Ya dari dulu es campur, es kacang hijau alpukat dan es kacang tape resepnya ya sama tidak pernah berubah. Tetap saya pertahankan hingga sekarang," terangnya.
Perbedaan yang digunakan ibu mertua dan Sri dibandingkan penjual es campur lainnya, yakni pada komposisi bahan baku es miliknya. Dimana resep pemanis es miliknya tak menggunakan pemanis buatan. Oleh karena itu, rasanya enak untuk dikonsumsi siapapun.
Selain menjual es campur, warung es tawon ini juga tersaji berbagai es campur, es kacang hijau alpukat, es kacang tape, es kacang hijau, es kacang hijau ketan hitam, dan bubur kacang hijau yang dijual seluruhnya dengan harga Rp 8.000 per gelasnya, sedangkan untuk gorengan cukup dibanderol Rp 1.000.
Alhasil menu-menu itulah yang menjadi favorit konsumen yang datang ke warung es miliknya. Bahkan tak jarang sebelum warungnya tutup pukul 14.30 WIB, semua variasi es di warungnya sudah habis terjual.
"Yang favorit es campur dan es kacang hijau alpukat. Ya kadang kalau habis duluan ya tutup lebih awal. Kalau malam soalnya jualan soto saya," bebernya.
Baca juga:
Mencicipi Gulai Kacang Ijo Kembang Jepun Surabaya yang Eksis Sejak 1963
Ya, Sri membuka es tawon miliknya sehari-hari sejak pukul 08.00 WIB hingga 14.30 WIB. Tercatat setidaknya 50 gelas per hari terjual, bahkan di hari libur dan akhir pekan setidaknya 70 gelas per hari terjual.
Salah satu pelanggan Es Tawon, Wahyu Satrio Nugroho mengatakan, rasa es campur dan es kacang hijau begitu khas dan lezat.
"Aroma kacang hijau begitu kerasa. Pemanisnya juga pemanis alami tidak membosankan dan nagihi untuk kembali mencicipi," kata pria asli Madiun yang tinggal di Malang.
Dari segi harga menurutnya cukup bersahabat dengan hanya dibanderol Rp 8.000 per gelasnya. "Harganya juga bersahabat di kantong," pungkasnya.
URL : https://jatimnow.com/baca-9056-mencicipi-es-tawon-nan-melegenda-di-kota-malang