Pixel Codejatimnow.com

Kebakaran di Surabaya Makan Korban, Ini Tanggapan Wali Kota Risma

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Arry Saputra
Risma saat di Rumah Dinas Wali Kota
Risma saat di Rumah Dinas Wali Kota

jatimnow.com - Wali Kota Surabaya menyayangkan timbulnya korban jiwa pada peritiwa kebakaran di Jalan Kutisari Selatan akibat tidak tertibnya warga dalam memarkir kendaraan (mobil). Banyaknya mobil terparkir membuat unit PMK tidak bisa melintas.

Korban meninggal Johan Indrajaya (69) akibat kebakaran di rumahnya di Jalan Kutisari Selatan diakibatkan mobil pemadam yang terlambat datang. Risma mengeluhkan bahwa warga Surabaya kerap memanfaatkan jalan kampung. Bahkan menutupnya dengan portal tanpa ada penjagaan.

"Kadang jalan itu seolah-olah gak bermanfaat sehingga tertutup. Sering kali aku pantau jam satu malam itu anak-anak PMK bingung cari kunci untuk portal," ujarnya di kediaman Wali Kota Surabaya, Jalan Sedap Malam, Selasa (20/11/2018).

Baca juga: Rumah Terbakar, 1 Orang Tewas Terjebak di Kamar

Baca juga:
Fakta Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto

Kebakaran di rumah tersebut juga diakibatkan banyaknya mobil terparkir di kedua sisi jalan kampung sehingga mobil PMK tidak dapat lewat. Risma pun kesal kepada warganya yang suka parkir sembarangan tanpa memikirkan faktor keselamatan.

"Yang ketiga parkir, karena ngerasa itu (gangnya) terportal maka parkir penuh. Saat ada kebakaran, kita jadi kesulitan untuk datang ke tempat tersebut," ungkap Risma.

Selain akibat portal dan parkir mobil, salah satu faktor penghambat lain adalah gapura yang dibuat oleh warga. Seperti yang terjadi di TKK rumah Johan, terdapat gapura yang sekaligus dijadikan Balai RW di atasnya. Oleh karena itu mobil PMK kesulitan melewatinya.

"Kalau gapuranya rendah mobil PMKnya kan gak bisa masuk. Dulu saya sampai pernah mendatangkan alat berat supaya mobil pmknya bisa masuk," ungkap wanita yang kini berusia 57 tahun tersebut.

Menurut Risma, Jalan kampung di Surabaya sebenarnya telah diperhitungkan sedemikian rupa untuk akses mobil PMK dan Ambulan. Bahkan, kampung peninggalan masa penjajahan Belanda pun sebenarnya sudah mumpuni.

"kadang kita kemudian menutupinya untuk parkir mobil. Kalau kampung padat biasanya aku madamkannya dari atas. Karena kalau dari bawah tingkat kesulitannya tinggi," terang Risma.

Oleh karena itu, Risma berpesan kepada ketua RT dan RW seluruh Surabaya untuk mengatur parkir mobil warganya. Ia berpesan agar mobil diparkirkan hanya di satu sisi jalan sehingga menyisakan ruang yang cukup untuk akses mobil PMK.

"Saya berharap ketua RT dan RW mengatur mobilnya satu sisi, sisi lainnya bisa dipakai untuk mobil PMK atau ambulans lewat," pesannya.



Baca juga:
Si Jago Merah Hanguskan Rumah di Ponorogo, Kerugian Capai Rp250 Juta