Surabaya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan pembukaan dengan simbolisasi berupa tendangan kick off.

Satu keluarga itu terdiri dari pasangan suami istri (pasutri), 1 anak kecil dan satu keponakan pasutri itu.

"Saya pingin mereka hidup dengan normal. Karena mereka punya masa depan yang sama dengan anak-anak lainnya," ujar Risma.

Kasus itu terungkap setelah orang tua korban mendapat laporan dari anaknya yang mengaku sakit pada bagian alat kelaminnya.

Baju loreng yang dikenakannya itu hanya sebagai sarana untuk memperalat Ana Mustika, perempuan yang dipacarinya selama itu.

Korban melapor telah diperas uangnya oleh pelaku. Tak hanya itu, korban mengaku ditiduri berulangkali oleh pelaku dengan dalih akan dinikahi.

Terkait sayur mayur yang dibawa, Kurnia mengatakan bahwa itu merupakan simbol bahwa warga saat ini telah dapat berbelanja dan makan dengan baik.

Pengakuan dari salah satu warga yang sudah berdiri dengan Tempe Dolly mengatakan lebih barokah setelah berusaha membuat tempe.