jatimnow.com - Mantan Wali Kota Surabaya Bambang DH menyangkal menerima aliran uang dari hasil penjualan lahan yang sedianya untuk kantor partainya.
Ketika menjadi Calon Gubernur Jawa Timur di Pemilihan Gubernur Jatim tahun 2013, Bambang DH menegaskan tidak menerima uang atau bantuan dari keluarga mantan ketua DPC PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana.
"Kalau ada statemen bahwa Whisnu atau keluarga Pak Tjip (Soetjipto mantan Sekjen DPP PDIP yang juga ayah kandung Whisnu) yang menyerahkan dana ke saya untuk pencalonan saya sebagai Gubernur Jatim tahun 2013 itu tidak benar," tulis Bambang DH kepada jatimnow.com, Sabtu (22/2/2020).
Baca juga: Tak Cukup PDIP, Eri-Armuji Juga Daftar Parpol Lain untuk Pilwali Surabaya
Baca juga:
- Dana Pembangunan Kantor PDIP Surabaya Dipertanyakan
- Soal Isu Dana Pembangunan Rp 10 Miliar, Whisnu Sayangkan Saleh Mukadar
- Soal Isu Dana Pembangunan Kantor, ini Jawaban Ketua PDIP Surabaya
- Isu Dana Pembangunan Kantor PDIP Surabaya Makin Panas
- Diserang Soal Dana Pembangunan Kantor, Keluarga Whisnu Bicara
- Klarifikasi Keluarga Whisnu Sakti Dimentahkan
- Disebut Terima Dana Pembangunan Kantor, Politisi PDIP Ini Diam
Sekali lagi Bambang yang pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP ini menegaskan tidak pernah menerima dana dari keluarga Whisnu.
"Saya tidak pernah menerima dana itu, bisa dicek pembukuan di tim atau DPD, tidak pernah ada dana itu," tegasnya.
Baca juga: Eri-Armuji Resmi Mendaftar Bacawali-Bacawawali Surabaya dari PDIP
Sebelumnya, Jagad Hariseno kakak kandung Whisnu menegaskan, keluarga dan ahli waris Pak Tjip ini tidak menikmati uang hasil dari penjualan lahan di Pandegiling yang sedianya dibangun untuk kantor partai tersebut.
Sebab uang Rp 3 miliar diminta untuk pencalonan pasangan calon Gubernur Jatim Bambang DH-Said Abdullah Tahun 2013.
"Dan uang Rp 3 miliar itu dipakai Pak Bambang DH untuk kampanyenya di Pilgub. Ya kita berikan. Waktu itu, Rp 1,5 miliar dipakai kampanye di media yang ditangani oleh mas Adi Sutarwijono yang sekarang sebagai ketua DPC. Bisa dikonfirmasi untuk detailnya," bebernya.
Baca juga: DPD PDIP Kirim Nama Fauzi dan Khofifah ke DPP untuk Pilgub Jatim 2024, Benarkah?
Kata Seno, sisa Rp 1,5 miliar digunakan untuk dana saksi pilgub di Kota Surabaya sebesar Rp 800 juta dan Rp 700 juta dipakai Bambang DH kampanye di Surabaya sebanyak dua kali.
"Kekurangan dana saksi adalah dari ketua DPC. Kebetulan Whisnu terlibat untuk dan saksi itu," ungkapnya.