Malang - Dinas Peternakan Kabupaten Malang menyebut Kecamatan Ngantang menjadi wilayah paling banyak terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
Setidaknya ada 117 sapi di Ngantang yang terpapar, dari total ada 122 sapi suspect PMK di Kabupaten Malang.
"Di Kabupaten Malang, sapi yang tertular itu sekitar 122 sapi. Suspect paling banyak di Ngantang, Singosari ada 3, Wajak ada 1, Gondanglegi ada 1. Cuma itu saja, yang lainnya belum ada informasi terindikasi PMK," ungkap Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Malang, Nurcahyo, saat dikonfirmasi pada Jumat (13/5/2022) di Pendopo Agung Kabupaten Malang.
Baca juga: Triwulan Pertama, Pemkot Malang Vaksinasi PMK Lebih dari 700 Ekor Hewan Ternak
Kendati demikian, Nurcahyo menegaskan bahwa Kabupaten Malang belum masuk zona merah akibat merebaknya wabah PMK.
"Kabupaten Malang masih belum zona merah PMK, jadi populasi ternak 243 ribu itu baru 122 yang suspect terkena PMK dan 15 sampai 19 ekor di antaranya sudah sembuh. Untuk ternak yang mati karena PMK belum ada," tegasnya.
Baca juga: PMK Kembali Merebak, Puluhan Sapi di Jombang Terjangkit
Sementara untuk penanganan penyebab PMK di Ngantang, Nurcahyo menyebutkan sekitar 10-20 persen sapi yang terpapar sudah sembuh.
"Untuk sementara kita melakukan disinfektan, vitamin, antibiotik untuk pencegahan dan mengobati sakitnya," jelasnya.
Terkait dampak PMK pada distribusi daging sapi di Kabupaten Malang, Nurcahyo memastikan belum ada masalah yang timbul.
Baca juga: Pasar Hewan Tulungagung Dibuka Lagi, Harga Sapi Naik
"Untuk distribusi daging tidak ada pengaruh, pengaruh sebenarnya hanya karena adanya pandemi yang membuat kebutuhannya menurun," jelasnya.
"Jadi, setiap hari masih melakukan penyembelihan secara rutin di RPH," pungkasnya.