Pixel Codejatimnow.com

Pasar Hewan Tulungagung Dibuka Lagi, Harga Sapi Naik

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Bramanta Pamungkas
Aktivitas pedagang di pasar hewan terpadu Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Aktivitas pedagang di pasar hewan terpadu Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

Tulungagung - Setelah sempat ditutup selama 4 bulan, aktivitas pasar hewan terpadu di Kabupaten Tulungagung mulai berjalan normal. Sebelumnya kegiatan penjualan hewan ternak sapi dan kambing di pasar ini dihentikan pasca-temuan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ditemukan.

Pemkab Tulungagung memutuskan membuka kembali pasar hewan ini, setelah capaian vaksinasi PMK mencapai 85 persen. Capaian ini menjadi salah satu yang tertinggi di Jawa Timur.

Kabid Keswan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung, drh Eva Tutus Sumariyani mengatakan untuk sementara pasar hewan ini hanya diperuntukkan bagi pedagang lokal saja. Pedagang dari luar kota dilarang masuk ke pasar tersebut. Petugas telah melakukan screening dari pintu masuk pasar.

"Ada petugas dari Satpol PP yang melakukan pemeriksaan di pintu masuk, mereka yang dari luar kota untuk sementara belum bisa berdagang di pasar ini," ujarnya, Senin (19/09/2022).

Petugas juga disiagakan untuk memeriksa kondisi hewan yang dijual di pasar ini. Pedagang dianjurkan untuk menjual ternak yang sudah divaksin. Mereka membuka posko vaksin di pasar ini, jika pedagang menginginkan vaksinasi PMK untuk hewan ternak yang hendak dijualnya.

Baca juga:
Pemkab Bojonegoro Gelar Kontes dan Pameran Ternak 2023

"Kita siapkan posko vaksin PMK di pasar hewan ini, sebagai langkah antisipasi jika ada hewan yang belum menerima vaksin dan akan dijual," terangnya.

Sementara itu salah seroang pedagang hewan, Daroini , menyambut gembira pembukaan pasar hewan ini. Selama beberapa bulan terakhir ini mereka hanya menjual hewan secara online.

Baca juga:
Jasa Salon Sapi di Pasar Hewan Terpadu Tulungagung Raup Cuan Berlipat

Harga hewan ternak sapi sendiri kini sedang mengalami kenaikan hingga Rp2 juta per ekor. Kenaikan harga ternak sapi ini dikarenakan menurunnya jumlah populasi akibat serangan penyakit PMK.

"Sedangkan permintaan pasar cukup tinggi semantara populasinya menurun hingga 40 persen, akibatnya sekarang harganya naik," pungkasnya.