Murid SD di Jombang Mainkan Drama Kolosal Pertempuran Surabaya, Begini Aksinya

Sabtu, 20 Agu 2022 12:42 WIB
Reporter :
Elok Aprianto
Murid SDN Brudu 1 saat memainkan drama kolosal Pertempuran Surabaya.(Foto: Elok Aprianto)

Jombang - Murid SDN Brudu 1, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, punya cara tersendiri dalam memeriahkan HUT ke-77 RI. Mereka memainkan drama kolosal "Pertempuran Surabaya". Drama kolosal yang memperagakan perjuangan arek-arek Surabaya melawan tentara Belanda itu dimainkan para murid dan guru di lapangan SD setempat, Sabtu (20/8) pagi.

Pendamping dari Rumah Merdeka, Mohamad Alfansuri mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk penghayatan terhadap nilai-nilai perjuangan para pahlawan terdahulu dalam melawan Belanda. Peperangan yang diperagakan adalah arek-arek Surabaya saat melawan tentara Belanda dan Inggris.

"Kami memulai dari adegan peristiwa sebelum ada penjajahan, kemudian masuknya penjajah, dan perubahan suasana saat itu," ungkap Alfan.

Baca juga: Kediri Nite Carnival 2023 Pecah, Romansa Rama dan Shinta GG Sihir Warga

Murid SDN Brudu 1 saat memainkan drama kolosal Pertempuran Surabaya.(Foto: Elok Aprianto)

Menurut Alfan, perubahan situasi saat itu dengan datangnya tentara Belanda dan ultimatum dari tentara Inggris membuat arek-arek Surabaya tidak terima dan terjadi perlawanan. Sajian drama kolosal diharapkan agar mampu memberikan edukasi sejarah dengan seni peran.

Baca juga: Teatrikal Perobekan Bendera, Ini Makna Filosofinya

"Anak-anak ini mencoba memerankan arek-arek Surabaya yang memberontak terhadap tentara Belanda dan Inggris di peristiwa 10 November 1945. Mengajak anak-anak belajar sejarah. Selain itu, kami juga berusaha melibatkan anak-anak dalam media pertunjukan. Konsep media pertunjukan ini adalah memerdekakan anak-anak, menjadikan anak sebagai subjek bukan obyek," paparnya.

\

Saat ditanya apakah ada kendala dalam memainkan drama kolosal tersebut, Alfan mengaku banyak hal tak terduga dalam pelaksanaan drama. Pasalnya, ada sejumlah hal yang muncul secara tiba-tiba tanpa terkonsep.

Baca juga: Teaterikal Perobekan Bendera di Hotel Yamato, Eri Cahyadi jadi Sukarno

"Kalau kesulitan, tidak. Tapi ya anak-anak seperti ini, pertama kali latihan ada selalu perkembangan. Karena kami tidak menjadikan anak-anak ini sebagai aktor tapi pada bermain peran. Saat tampil tadi ada anak-anak yang tertawa, kemudian berguling-guling, ya begitulah seharusnya anak-anak dan itu ciri khas anak-anak," pungkasnya.

 

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Jombang

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler