jatimnow.com - Empat pelajar asal Tulungagung menjadi korban dalam kejadian kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Mereka adalah Muhammad Haikal Maulana (18), warga Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol; Faiz Al Fikri (18), warga Desa Gilang, Kecamatan Ngunut; Aura Maulidha (18), warga Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung dan Herlangga Aditama Putra (18), warga Desa Wonokromo, Kecamatan Gondang.
Almarhum Muhammad Haikal Maulana tercatat sebagai pelajar kelas X SMKN 2 Tulungagung. Sedangkan almarhum Faiz Al Fikri merupakan siswa kelas XI SMKN Rejotangan. Sementara almarhumah Aura adalah siswa SMKN 1 Bandung dan Herlangga Aditama Putra tercatat sebagai siswa SMAN 1 Kauman.
Baca juga: Arema FC Serahkan Bantuan pada Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan
Kapolres Tulungagung, AKBP Eko Hartanto mengatakan, selain para pelajar, terdapat satu warga lain yang juga meninggal akibat peristiwa Sabtu (1/10/2022) malam itu. Korban tersebut bernama Indhi Rahma Putri (20), warga Kecamatan Bandung.
Sehingga, total terdaat 6 warga Tulungagung yang meninggal dunia. Satu di antaranya merupakan anggota Polsek Sumbergempol, Bripka Andik Purwanto, yang sedang diperbantukan dalam mengamankan pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya tersebut.
"Dengan anggota kami, total ada 6 warga Tulungagung yang meninggal dunia dalam kerusuhan di Malang," ujar Eko, Minggu (2/10/2022).
Sementara Kepala SMKN 1 Rejotangan, Hanafi membenarkan bahwa salah satu siswanya menjadi korban dalam kerusuhan itu. Korban bernama Faiz Al Fikri merupakan siswa kelas XI jurusan Teknik Sepeda Motor di sekolahnya. Pihak sekolah telah mendatangi rumah duka dan memberikan sedikit santunan.
"Besok kita akan lakukan doa bersama di sekolah," tuturnya.
Remaja asal Jombang juga meninggal dalam tragedi Kanjuruhan
Selain itu, remaja bernama Muhammad Irsyad Al Juned (17), asal Dusun Mernung Lor, Desa Sumbernongko, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang juga meninggal dalam tragedi tersebut.
"Awalnya itu dimintai bantuan kakanya cewek yang ada di Tulungagung ingin lihat sepak bola. Terus minta dikirim uang buat nonton ke Malang. Dia berangkat ke Malang Sabtu sama adik keponakannya, Novel," ungkap Mohammad Arif Junaidi (49), ayah korban, Minggu, (2/10/2022).
Sebenarnya Irsyad diharuskan berangkat sore, tapi oleh kerabatnya yang ada di Malang diajak berangkat magrib ke stadion.
Baca juga: Suami-Anak Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Elmiati: Saya Iklas, Percaya Putusan
"Dia masuk di tribun 12. Habis magrib itu. Padahal disuruh di loket pintu 3," jelasnya.
Berdasarkan keterangan teman korban yang juga ada di lokasi, ada tembakan gas air mata yang mengarah di tribun 12.
"Karena sangat padat, pintu ditutup, berdesakan akhirnya terinjak-injak. Ditemukan itu pas habis Sholat Subuh," tambahnya.
Dijelaskan Arif, anaknya ditemukan di Rumah Sakit Wafa Husada Kepanjen Malang dalam kondisi kritis.
"Karena gak ada yang jaga, karena korbannya meluber di situ, karena saking banyaknya, korban akhirnya kejang dan meninggal," jelasnya.
Dia juga menyebut bahwa anaknya memang sering melihat laga kandang Arema di Malang.
Baca juga: Panpel Arema FC-SO Divonis Ringan, Keluarga Korban: Saya Menerima!
"Karena dia ikut Aremania cabang Megaluh," tegasnya.
Ditanya terkait kondisi jenazah anaknya, dia mengaku jika ada warna kebiruan di tubuh korban.
"Luka di kaki dan memar di badan. Kalau wajahnya itu kayak gosong, membiru, karena mungkin kena gas air mata," bebernya.
Kerusuhan terjadi setelah Arema FC dipecundangi Persebaya 2-3. Suporter Arema FC yang kecewa masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan dan berusaha mengejar pemain.
Melihat kondisi tersebut, petugas keamanan berusaha menenangkan suporter dengan menembakkan gas air mata.