jatimnow.com - Maraknya kasus pencabulan di Sidoarjo, Surabaya, serta beberapa daerah lain di Jawa Timur sangat memprihatinkan. Pelaku kebanyakan adalah orang dekat korban. Bahkan di Sidoarjo, balita 3,5 tahun dicabuli ayah kandungnya.
Kondisi ini mendapat sorotan tajam dari Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Jawa Timur.
Sekretaris YKAI Jawa Timur Fitroh Chumairoh, SSos, M.Sosio memberikan penjelasan bahwa peristiwa kekerasan terjadi karena adanya relasi yang tidak seimbang antara pelaku dan korban. Pelaku memiliki daya kekuatan yang lebih besar dari pada korban.
Baca juga: Tips Mencipta Lagu Anak agar Mudah Disukai dan Dihafal
"Segala bentuk kekerasan yang terjadi pasti adanya bentuk perbedaan relasi yang tidak seimbang, di sini ada pihak kuat dan lemah," ujar Fitroh kepada jatimnow.com, Selasa (23/1/2024).
Ia melanjutkan bahwa pelaku merasa mempunyai kuasa penuh terlebih ketika dibawa tanpa ada ibu atau pihak keluarga ibu. Sehingga merasa bebas melakukan apapun yang dikehendaki.
Baca juga: World Children's Day, Orang Tua Sudah Tahu Hak-hak Anak?
"Sebelumnya ada pelaporan KDRT yang dialami oleh ibu korban, ini menandakan permasalahan di negara kita masih banyaknya perempuan mendapatkan kekerasan. Juga mengenai ketika ada pemberian wewenang terhadap pelaku kekerasan, yang ditakutkan adalah adanya penerimaan perlakuan yang sama seperti yang diterima ibu korban kepada korban," imbuhnya
Mengenai kasus asusila ini, YKAI menyorot tajam untuk fokus pada penanganan kesembuhan pada korban.
"Saat ini harus fokus pada penanganan kesembuhan secara fisik ataupun mental korban. Tidak hanya korban namun juga pada Ibu korban, dua elemen terkait. Dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik keluarga, lingkungan masyarakat dan instansi terkait. Pihak yang berwajib dapat benar-benar adil untuk turut menyelesaikan," tutupnya.
Baca juga: Kembalikan Kepercayaan Diri, Puluhan Anak Korban Kekerasan di Sidoarjo Diajari Jiu Jitsu