Pixel Codejatimnow.com

Kembalikan Kepercayaan Diri, Puluhan Anak Korban Kekerasan di Sidoarjo Diajari Jiu Jitsu

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ahaddiini HM
Latihan Jiu Jitsu diberikan kepada anak penyintas korban kekerasan. (Foto: Ahaddiini HM for jatimnow.com)
Latihan Jiu Jitsu diberikan kepada anak penyintas korban kekerasan. (Foto: Ahaddiini HM for jatimnow.com)

jatimnow.com - Berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan kondisi anak penyintas korban kekerasan. Harus ditumbuhkan rasa percaya diri dengan hal-hal positif melalui berbagai upaya pengembangan potensi diri.

Salah satunya adalah dengan memperkenalkan dan mengajarkan bela diri Jiu Jitsu pada 66 penyintas anak korban kekerasan Sidoarjo. Kegiatan telah dilaksanakan di Edotel Sidoarjo, Minggu (22/10/2023).

Pelatih Jiu Jitsu, Cahya Ari Wibowo menjelaskan, untuk melatih anak korban kekerasan, dilakukan beberapa tahapan yang tidak sama dengan anak pada kondisi normal pada umumnya.

"Jadi yang diutamakan adalah membuat latihan menjadi menyenangkan. Bagaimana membangkitkan anak korban kekerasan, memotivasi untuk lebih berani dan bangkit dari rasa traumanya terlebih dahulu. Awal kita perkenalkan dasar mengenai mengapa kita harus memproteksi diri dan bagaimana caranya," ungkap pelatih Jiu Jitsu dam 6 ini, Senin (23/10/2023).

Cahya menambahkan setelah anak-anak di keadaan yang normal maka latihan berlanjut pada teknik melawan, menyerang, menahan yang menyenangkan.

"Hal ini juga sebagai tujuan agar anak korban kekerasan lebih aktif untuk bisa berkomunikasi karena telah mampu mengekspresikan diri untuk keluar dari trauma," ucap Cahya.

Sementara itu, pelatih Sabdo Sahono melanjutkan, tidak mudah dalam melatih penyintas anak korban kekerasan.

"Butuh perhatian ekstra dari pelatih supaya tidak terjadi hal-hal yang mengingatkan dengan trauma. Pengajaran dilakukan secara menyenangkan yang membangkitkan motivasi, komunikasi dan sosialisasi," terangnya.

Baca juga:
Mengenal Tahta Mataram Sidoarjo, Bukan Bela Diri Biasa

Khusus Jiu Jiutsu untuk penyintas anak korban kekerasan, teknik yang diajarkan adalah teknik proteksi seperti teknik dasar melawan, menahan menghindari, melepaskan tangkapan tangan.

"Teknik ini penting, karena dalam kasus bullying sering terjadi. Anak didorong, ditahan biasanya fokus pada bagaimana agar dapat lepas, padahal ada teknik tertentu yang simple tapi efektif, yaitu hanya menundukkan kepala kemudian diputar agar terlepas dengan sendirinya," ungkapnya.

Anak penyintas kekerasan, butuh effort yang sangat besar karena melibatkan tidak hanya sekadar teknik, tapi juga menciptakan suasana agar anak bangkit dan bersemangat kembali dari traumanya.

Sementara itu, Ketua Ketua Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Jawa Timur drg. Satiti Kuntari, Sp.KGA (K) menjelaskan tujuan dari pelatihan peningkatan resiliensi dan kapasitas anak adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri kembali.

Baca juga:
Pemkab Sidoarjo Pertahankan WTP 11 Kali Berturut-turut

"Pelatihan anak-anak penyintas ini dilatarbelakangi karena dominan mereka menjauhkan diri dari pergaulan karena merasa tidak sempurna ada sesuatu atas perilaku dan trauma yang didapat, sehingga kita lakukan kegiatan pelatihan ini agar mereka dapat menumbuhkan rasa percaya diri kembali dan bangga dengan diri sendiri," ujarnya.

Santiti melanjutkan, selain Jiu Jitsu, dalam pelatihan peningkatan resiliensi dan kapasitas anak penyintas kekerasan Sidoarjo juga terdapat pelatihan bidang sepak bola, musik, menyanyi, melukis, fashion show.

Pelatihan peningkatan resiliensi dan kapasitas anak penyintas kekerasan Sidoarjo ini adalah sebagai tindak lanjut program Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) melalui Ketua Pusat Studi Gender dan Inklusi Sosial (PSGI) Universitas Airlangga, Prof. Dr. Hj. Emy Susanti, Dra,MA yang dilimpahkan kepada Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) Jawa Timur bekerja sama dengan berbagai pihak lainnya.