jatimnow.com - Dalam dua tahun terakhir, Pemkab Ponorogo mempunyai acara berbeda diperayaan Grebeg Suro. Salah satunya Kirab Bedol Pusoko yang dilakukan setiap malam sebelum perayaan 1 suro.
Untuk tahun ini, kirab Bedol Pusoko dilakukan pada Minggu (9/9/2018) tengah malam menuju Senin (10/9/2018) dini hari.
Ada tiga pusaka yang diberangkatkan dari rumah dinas Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni. Yakni Sabuk atau Angkin Cinde Puspita, Payung Songsong Tunggul Wulung dan Tombak Tunggul Naga.
Baca juga: Operasi Aman Suro 2023, Polda Jatim Terjunkan 1.325 Personel
Ketiganya dikirab dengan cara hening. Peserta tidak ada yang boleh menggunakan alas kaki. Dan sepanjang perjalanan 5 km, mereka harus hening tidak boleh berbicara satu patah kata pun.
Ratusan peserta mengantarkan tiga pusaka dari kota baru (alun-alun) menuju kota lama (sarpon).
Baca juga: Peringatan 1 Suro Sisakan 202,5 Kg Sampah di Alas Purwo Banyuwangi
"Kan sejarahnya demikian. Sebelum dipindahkan, dulu pusat pemerintahan di Pasar Pon sekitar 5 km dari sini," kata Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni.
Ia menceritakan, dalam sejarah Ibu Kota Ponorogo ada di Pasar Pon pada tahun 1496. Kemudian berpindah ke alun-alun di tahun 1738.
"Ya kalau keraton dan sejenisnya tidak ada. Tapi ada bangunan masjid tua dan makam sang pendiri Ponorogo yang menguatkannya," terangnya.
Baca juga: Gelaran Ritual 1 Suro, Mas Dhito Ikuti Kirab di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo
Ia mengatakan, sebenarnya tradisi Bedol Pusoko cuma simbolis. Dan yang paling penting memeriahkan peringatan Suroan di Ponorogo.