jatimnow.com - Keluhan penumpang bus patas Surabaya-Ponorogo, Cendana Beruang Kutub viral di media sosial.
Di grup Facebook Info Cegatan Wilayah Ponorogo ada tiga akun yang mengeluhkannya.
Berawal dari postingan akun bernama Risalah Hati. Akun tersebut memposting tiket patas Cendana, beserta tarifnya. Postingan tersebut tidak sekedar foto tiket namun juga keluhan.
'Mohon lorrr jgn sampai salah pilih jl mau naik bis ini gambare BERUANG bukan PANDA..kena menggunakan teknik bunglon warna bisa berubah seperti bis lain.. bis PATAS tpi di Jambi betah di aspal Monggo yg mau ke PONOROGO-SURABAYA.
Postingan Selasa (20/3/2018) pada pukul 10.49 wib di-like 828 orang dan dikomentari ribuan pengguna Facebook. Pun ada yang komentar bahwa tiket Ponorogo-Surabaya bisa lebih dari Rp 50.000.
Postingan kedua dishare oleh akun Kuncung Po. Akun tersebut men-share foto bus Cendana Patas bergambar beruang. Dan keluhan yang hampir sama.
'Ora loo.. dishub ponorogo mbok segera ditindak lanjuti..akeh wong resah numpak bis ini jare diapusi. Jare tarif biasa mosok numpak tarif patas mbayar 50 malah enek wong omong 60.. gek Pye menurutmu loker.. hati2 loker sing Arep numpak bis Ponorogo Surabaya. Cuma mengingatkan Soo ngerti bermanfaat gae wong liyo'.
Postingan kedua malah di-like oleh 4.000 akun, dengan jumlah komentar 1.300 dari pengguna Facebook.
Sementara itu, manajemen bus Cendana Beruang, Winarko menanggapi keluhan tersebut. Katanya, tidak ada yang salah pada bagian tarif. Bahkan jika Ponorogo-Surabaya sering diskon.
"Biasanya kami batas bawah, dari Rp 30.000 yang seharusnya Rp 50.000. Dan semua mendapat karcis," kata Winarko ditemui di terminal Seloaji Ponorogo.
Ia menegaskan, jika ada yang menarik tarif lebih dari Rp 75 ribu, bisa melaporkan ke manajemen dan akan memberikan sanksi tegas. Penumpang bisa melaporkan ke nomor pengaduan yang terpampang di setiap armada.
"Sanksinya bisa dipecat kok. Kemarin ada kasus sama. Dilaporkan dan nyatanya oknumnya kami pecat," tegasnya.
Keluhan lain, lanjut ia, seperti ada oper penumpang di daerah Kertosono memang ada. Namun biasanya karena ada trouble. Jika bus bisa berjalan, ia mengklaim tidak ada oper.
"Tidak ada oper penumpang, kecuali armada mengalami trouble," jelasnya.
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Jajeli Rois