jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyebut kasus balita stunting di Jatim tidak hanya terjadi di daerah terpencil saja, namun wilayah perkotaan juga menyumbang angka stunting. Tercatat, kasus stunting di Jawa Timur mencapai 26,2 persen.
Dari data yang dihimpun jatimnow.com, dari 26,2% kasus stunting Jatim, penyebarannya ada di 11 daerah, diantaranya Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Sumenep, Nganjuk, Trenggalek, Probolinggo, Lamongan, Malang, Jember, Bondowoso.
Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, dari data 26,2 persen yang ada di wilayah Jatim tersebut, 30 persennya justru terjadi di perkotaan. Bahkan dari 30 persen kasus stunting di perkotaan, 29 persennya justru merupakan anak-anak orang kaya.
"30% itu di perkotaan, 29% anak stunting itu di anaknya orang kaya," Soekarwo saat kampanye pencegahan stunting di Kantor Gubernur Jatim Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (14/12/2018).
Soekarwo menambahkan, permasalahan tingginya angka itu disebabkan karena perilaku orang kaya yang sibuk dan akhirnya menyerahkan anaknya pada Asisten Rumah Tangga (ART). Padahal, biasanya banyak ART, yang kurang memahami bagaimana pentingnya asupan gizi.
"Karena permasalahannya dia sibuk kemudian diserahkan kepada pembantu, pembantunya pengetahuan tentang asupan itu kurang, sehingga timbullah permasalahan seperti itu," ungkapnya.
Kendati demikian, Soekarwo menyebutkan jika permasalahan stunting bukan hanya terjadi pada orang miskin atau kaya saja. Namun, pada pola asuh hingga asupan gizi yang masuk juga menjadi pengaruh terjadinya balita stunting.
"Jadi bukan kaya atau miskin saja ya. Tapi permasalahan yang serius adalah tentang pola asuh. Yang penting adalah tumbuh kembangnya otak, bukan fisik," pungkasnya.
Baca juga:
Gencar Turunkan Stunting, Pemkab Jember Minta TPPS Buka Info Fakta Lapangan
URL : https://jatimnow.com/baca-10088-kasus-stunting-di-jawa-timur-gubernur-anak-orang-kaya-juga-kena