Pixel Codejatimnow.com

Difitnah PKI, Jokowi: Yang Jelas Kami Muslim

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Presiden Jokowi mengklarifikasi bahwa dirinya PKI adalah hoax dan fitnah disela membagian sertipikat tanah di Ponorogo
Presiden Jokowi mengklarifikasi bahwa dirinya PKI adalah hoax dan fitnah disela membagian sertipikat tanah di Ponorogo

jatimnow.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal fitnah bahwa dirinya PKI. Jokowi mengklarifikasi setelah menahan diri selama fitnah itu berhembus 4 tahun.

"Banyak yang menyebut saya PKI. Selama 4 tahun saya menahan diri. Sabar, sabar dan sabar. Saya hanya diam," ungkap Jokowi di sela pembagian sertipikat tanah untuk warga di Alun-alun Ponorogo, Jumat (4/1/2019).

Jokowi memaparkan, PKI bubar pada tahun 1965/1966. Sedangkan dirinya lahir pada tahun 1961. "Berarti umur saya 4 tahun. Opo yo edan (apa ya gila), PKI balita," tambahnya.

Lanjutnya, atas fitnah itu, dari berbagai survei, 9 juta orang justru percaya. "Saya juga heran. Padahal bisa diklasifikasikan loh itu," sambung Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, klarifikasi bisa dari segala hal, misalnya yang dituduh PKI kakek, nenek maupun orang uanya.

Baca juga:
Jokowi Tinjau Alutsista di Pangkalan TNI AU Iswahjudi, Ini Penjelasan KSAU

"Kan bisa dicek di rumah saya, orang tua, kakek dan nenek di Solo. Apakah ada indikasi PKI. Yang jelas kami muslim," tegas Jokowi.

Di Ponorogo, Jokowi juga mengklarifikasi foto yang beredar. Foto tersebut mempertontonkan Jokowi disandingkan dengan Pimpinan PKI DN Aidit. "Itu foto diambil 1955. Saya kan belum lahir," ulasnya.

Atas kabar hoax itu, Jokowi berpesan agar masyarakat lebih cerdas. Sebab Indonesia dianuegrahi banyak keragaman berupa 714 suku di 34 provinsi.

Baca juga:
Presiden Jokowi Cek Pesawat Tempur F16 di Madiun, Antarkan Bantuan ke Gaza

"Saya titip merawat persatuan, menjaga persatuan, kerukunan. Jangan sampai urusan pilkada, Gubernur, Presiden menjadi tidak rukun. Terpecah belah hoax," tandasnya.

Ia juga berpesan, urusan pemilu hanya 5 tahun sekali. Tapi masyarakat jangan sampai bermusuhan antar tetangga yang setiap hari bertemu. "Ini tahun politik. Jangan termakan hoax," tutupnya.