Pixel Codejatimnow.com

TKW Asal Banyuwangi Dikabarkan Disiksa Majikan di Taiwan

 Reporter : Erwin Yohanes
Merry/dok.
Merry/dok.

jatimnow.com - Merry Lupitawati, Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia diduga mengalami perlakuan tidak manusiawi dari majikannya.

Kasus yang dialami TKI asal Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, itu menjadi perhatian serius rekan korban di Taiwan.

Ketua Keluarga Migran Indonesia (KAMI) Banyuwangi, Topan Hadi Sucipto mengatakan, sesuai cerita yang didapatkan dari Merry, dia menerima perlakuan kasar dari sang majikan.

Selain itu, juga dipaksa bekerja di jam kerja yang tidak rasional. "Dia disuruh potong rumput malam hari, juga sering dibentak dan dipukul," jelasnya, saat dikonfirmasi, Selasa (27/3/2018). 

Merry akan dipukul majikannya ketika dianggap tidak bisa bekerja dengan baik. Apa yang dialaminya, juga sudah dilaporkan Mery ke Konseling, semacam Dinas Tenaga Kerjanya Taiwan. Dan petugas konseling datang memberikan teguran kepada majikannya.

"Tapi tak diindahkan. Perbuatan itu diulanginya terus," tambahnya.

Merry sendiri baru satu bulan bekerja dengan majikan barunya tersebut. Majikannya yang lama meninggal dunia karena kecelakaan.

Baca juga:
352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi

Kemudian Merry dikembalikan ke agensi dan disalurkan ke tempatnya bekerja saat ini. "Dia sebenarnya sudah 1 tahun bekerja di Taiwan, sebagai pengasuh," ungkapnya lagi.

Atas kejadian itu, Merry sudah menghubungi agensi di Taiwan, untuk meminta tempat kerja baru lagi. Meski sudah dijanjikan, namun agensi tersebut tidak kunjung menjemputnya.

"Katanya agensi mau menjemputnya di rumah majikannya. Semua barang sudah dikemasi dan dikeluarkan. Ternyata sampai malam dia tidak dijemput. Dia juga tidak boleh masuk ke rumah, sehingga semalaman tidur di depan pintu dengan kondisi musim dingin," pungkasnya.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

KAMI mengecam peristiwa tersebut. Karena di Taiwan, hampir tidak pernah terjadi kasus seperti yang menimpa Merry.

Reporter: Irul Hamdani

Editor: Erwin Yohanes