Pixel Codejatimnow.com

Mantap! Beras Analog Siswi Genggong Probolinggo Juara di Thailand

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mahfud Hidayatullah
SMAU Hafsha Genggong terima penghargaan atas karya beras analog
SMAU Hafsha Genggong terima penghargaan atas karya beras analog

jatimnow.com - Tiga siswi Sekolah Menengah Atas dan Unggulan (Hafsawati) Ponpes Zainul Hasan menjadi juara 1 atau The Winner Award (Excellent Award).

Mereka adalah Chahyaning Aisyah kelas X IPA 1, Khomsiyah kelas X1 IPA 2, dan Nanik Nor Laila Kelas X1 IPA, membuat beras analog dengan bahan dasar dari umbi bernama Suweg atau nama latinnya "Morphophallus Paeoniifolius".

Mereka menjadi juara lomba sains (Biologi, Kimia, Fisika, dan Matematika) dalam ajang PCCST International Science Fair di Phatthalung, Thailand yang berlangsung dari tanggal 14-19 Januari 2019.

Ada 26 tim dari empat negara yang berkompetisi di ajang bergensi ini. Keempat negara itu adalah Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Thailand sebagai tuan rumah.

Guru pendamping Yenny Rahma, mengatakan sebelum dinyatakan sebagai pemenang, beras analog yang menjadi materi diuji langsung oleh profesor ahli biologi dengan pertanyaan yang tingkat kesulitannya sangat tinggi.

Dalam pembuatannya, umbi tersebut dicampur dengan sagu dan kelor kemudian dihaluskan hingga menjadi tepung. Setelah kering, kemudian bahan itu dicetak dengan mesin menjadi beras.

"Alhamdulillah karena ketika sesi tanya jawab mereka bisa menjawab dengan baik. Beras analog ini memiliki kelebihan untuk pencegahan diabetes dan kanker," kata Yenny Rahma, Selasa (22/1/2019).

Menurutnya, beras analog menurut profesor penguji bisa dipromosikan sebagai beras organik.

Baca juga:
914 CJH Probolinggo Berangkat 19 Mei, 765 Orang Masuk Kategori Risti

"Ini laku nih kalau di Thailand, hanya saja harganya terlalu mahal 100 gram mencapai 20 bath," ungkapnya.

Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, KH Mutawakkil Alallah mengatakan, prestasi yang diraih oleh santrinya merupakan hal yang tidak di sangka sangka.

"Karena dengan alat sederhana bisa mengalahkan alat canggih negara lainnya," ujarnya.

KH Mutawakkil juga menghimbau kepada santri lain, agar prestasi yang di raih oleh tiga santrinya menjadi percontohan dan motivasi kepada ribuan santri lainya.

Baca juga:
Menengok Sekolah Peninggalan Belanda di Probolinggo, Bekas Gudang Kopi

"Semoga keberhasilannya bisa menjadi manfaat kepada kehidupan santri dan pesantren," tukasnya.