Pixel Codejatimnow.com

Pelajar di Ponorogo Ubah Daun Pohon Beringin Jadi Obat Nyamuk Elektrik

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mita Kusuma
Ke 3 siswa SMA 1 Muhamadiyah berinovasi membuat obat nyamuk elektrik dari alam.
Ke 3 siswa SMA 1 Muhamadiyah berinovasi membuat obat nyamuk elektrik dari alam.

jatimnow.com - Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah (DB) membuat semua warga bergerak. Tidak terkecuali 3 siswa SMA 1 Muhamadiyah (Muhipo) berinovasi membuat obat nyamuk elektrik dari alam.

Ketiga siswa tersebut adalah M. Akif Tholibul Huda, Rifqi Fathil Alhamid, dan Hanifah Rana Zahirah. Ketiganya berhasil membuat mat (obat nyamuk elektrik) dari daun pohon beringin yang diberi label HAP MAT.

"Ini bikinan baru kami. Hampir berbarengan dengan KLB DB di Ponorogo," kata M. Akif Tholibul Huda, membuka percakapan dengan jatimnow.com, Rabu (13/2/2019).

Ia mengatakan, kemungkinan belum ada yang tahu jika daun pohon beringin memiliki kandungan anti insecta yang dapat meracuni nyamuk.

"Sedikit yang tahu kemungkinan. Saya dan dua teman lainnya kan juga coba-coba," jelas Akif, sapaan akrab M. Akif Tholibul Huda.

Menurutnya, ide awal sebenarnya karena melihat banyaknya daun pohon beringin yang memenuhi halaman sekolah mereka.

"Banyak pohonnya lalu saya cari literaturnya. Apa sebenarnya khasiatnya. Salah satunya anti insecta," bebernya.

Ketiganya kemudian melakukan percobaan. Berpuluh kali percobaan dilakukan ketiganya untuk dapat menghasilkan obat nyamuk elektrik dari daun beringin tersebut.

Mereka memerlukan limbah daun beringin yang berwarna kuning sebanyak 80 gram untuk dihaluskan, lalu ditambah 100 ml air. Air sulingan itu kemudian dipanaskan.

Sebelum mendidih ditambahkan 10 gram tepung kanji, kemudian dicetak lalu dipipihkan dan menyerupai dengan ukuran obat nyamuk elektrik yang saat ini beredar di pasaran. Setelah itu dikeringkan di bawah terik matahari selama sehari.

Baca juga:
Mahaiswa ITS Gagas Modifikasi Aspal dari Limbah Lumpur dan Kelapa Sawit

"Setelah jadi baru kemudian diletakkan di wadah yang tersambung aliran listrik. Atau alat yang biasa digunakan untuk mengusir nyamuk dengan obat nyamuk eletrik buatan pabrik," sambung Rifqi.

Ia mengklaim, obat nyamuk elektrik ramah lingkungan karena bahan dasarnya dari limbah daun pohon beringin. Produk tersebut juga memiliki keunggulan dibanding obat nyamuk yang buatan pabrik.

Biasanya produk pabrik memakan waktu 21 menit untuk mulai bekerja mematikan nyamuk. Obat hasil temuan mereka hanya memerlukan waktu 19 menit. Dan obat tersebut mampu bekerja hingga delapan jam.

"Selain itu aromanya juga tidak membuat kita sesak napas. Karena aromanya harum seperti teh," klaimnya.

Hanifah Rana Zahirah menambahkan jika hasil temuan ini masih diproduksi dalam jumlah kecil. Mereka membandrolnya dengan harga Rp 5-8 ribu per paknya. Dengan rincian 1 pak berisi sepuluh keping.

Baca juga:
Pemkot Surabaya Buka Lomba Inovasi Kota Inovboyo 2024, Buruan Daftar!

"Murah bukan? Hanya 5 ribu. Kalau dibanding obat nyamuk baisa," jelasnya.

Ia berharap, hasil temuan itu dapat diproduksi secara massal agar dapat membawa manfaat kepada orang banyak. Terlebih hasil temuan itu berbahan limbah yang ramah lingkungan dan tidak memiliki efek samping.

"Harapannya bisa membantu. Bisa diproduksi massal. Setidaknya meminalkan penderita DB di Ponorogo," tukasnya.