jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa kunjungi Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Selasa (5/3/2019). Gubernur Khofifah melihat kesiapan peralatan maupun tim tanggap bencana.
Gubernur Khofifah berharap BPBD melakukan antisipasi secara dini secara bersama-sama dan komprehensif. Sebab setiap bencana alam itu beresiko menyebabkan kemiskinan sampai 80 persen sesuai dengan indeks resiko bencana yang ada di dalam buku induk BNPB.
"Kebayang nggak, proses untuk kemudian membangun semangat mereka untuk kembali beraktivitas, semangat mereka untuk bisa kembali kalau rumahnya ambruk kemudian mereka harus membangun kembali," kata Gubernur Khofifah.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini juga meminta kepada Kepala BPBD Jatim agar melakukan deteksi lebih detail. Meski begitu, Gubernur Khofifah juga mengapresiasi relawan yang turun untuk mendeteksi lebih dini resiko bencana di daerah. Saat ini, jumlah relawan BPBD Jatim sebanyak 165 orang.
"Luar biasa dan bagaimana kebersamaan, pendekatan yang lebih komprehensif, kita bisa lakukan," ungkapnya.
Dari data kerawanan terhadap kemungkinan bencana di Jawa Timur, Gubernur Khofifah menyebut yang pertama adalah banjir dan yang kedua adalah kebakaran hutan, ketiga adalah kekeringan dan keempat adalah angin puting beliung.
"Saya ingin menyampaikan ini kebakaran hutan ini kan jarang terantisipasi oleh banyak kalangan masyarakat kalau di Jawa Timur, kalau Kalimantan ya, kalau Sulawesi Iya," terangnya.
Baca juga:
Potensi Longsor Tinggi, PVMBG dan BPBD Ponorogo Pasang LEWS
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono memaparkan, Jatim berada di lempeng Australia sehingga rentan dengan gempa.
Selain itu, Jawa Timur secara geologis juga memiliki 7 gunung api yang aktif dari 40 gunung yang ada, mulai dari Gunung Ijen, Gunung Raung, Gunung Bromo, Gunung Semeru, Gunung Kelud dan lainnya.
"Jawa Timur juga mempunyai pantai yang panjang, sehingga rentan untuk bencana tsunami," ungkapnya.
Selain itu, Jawa Timur juga memiliki iklim tropis, sehingga apabila kemarau, rawan terjadi kekeringan, kebakaran hutan dan lahan. Kemudian apabila musim hujan, terjadi angin kencang, angin puting beliung, banjir bandang hingga tanah longsor.
Baca juga:
Tanah Longsor di Kesamben Blitar, 4 Pekerja Kandang Ayam Diduga Tertimbun
"Yang kita alami sehari-hari hujan badai, jadi begitulah," paparnya.
Berdasarkan data BPBD, dari 38 Kota Kabupaten di Jatim, dengan 664 Kecamatan, lanjut Suban, yang resiko bencananya tinggi ini hasil mapping BPBD adalah hampir 35 persen. Sehingga dalam penyelenggaraan ada tahapan-tahapan, yaitu tahapan penyelenggaraan bencana mulai pra bencana, pada saat kejadian, saat darurat dan pada pasca bencana.
"Dan ada permasalahan di dalam menyikapi bencana sesuai persepsi kita," tandasnya.
URL : https://jatimnow.com/baca-13039-bencana-ini-paling-rawan-terjadi-di-jawa-timur