Pixel Codejatimnow.com

Penyeberangan Sungai Penghubung Blitar-Tulungagung Diminta Tutup

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : CF Glorian
Aktivitas penyeberangan sungai penghubung Blitar-Tulungagung diminta tutup sementara
Aktivitas penyeberangan sungai penghubung Blitar-Tulungagung diminta tutup sementara

jatimnow.com - Debit air Kali Brantas di wilayah Srengat, Kabupaten Blitar tercatat terus meningkat. Mengantisipasi kecelakaan di sungai tersebut, Pemkab Blitar meminta pemilik jasa penyeberangan sungai menggunakan perahu apung atau tambangan menghentikan aktivitasnya untuk sementara.

Permintaan itu disampaikan Pemkab Blitar setelah mengecek lokasi penyeberangan tambangan di Kecamatan Srengat tersebut pada Jumat (08/03/2019).

"Kalau debit air sedang tinggi, kami minta pemilik penyeberangan untuk berhenti sementara. Tadi kami cek dan dari hasil dokumentasi kami, aliran deras dan dermaganya juga tenggelam," kata Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Blitar, Toha Mashuri.

Penutupan sementara itu, kata Toha dikeluarkan untuk menghindari peristiwa mobil masuk sungai di sisi Tulungagung beberapa waktu lalu, kembali terjadi.

Baca juga:
3 WBP di Lapas Tulungagung Bebas usai Terima Remisi

"Kalau air naik pasti airnya keruh dan ini akan menyulitkan warga maupun penyeberang. Bingung nanti mana yang mau dipijak. Kalau salah langkah bagaimana," tambah Toha.

Berdasarkan data yang dimiliki Dishub, perahu penyeberangan sungai di Kabupaten Blitar ada 16 titik. Jumlah itu hampir terpusat di Kecamatan Srengat dan Kecamatan Wonodadi. Ini karena penyeberangan sungai dipakai masyarakat untuk menyeberang dari dan menuju Tulungagung.

Baca juga:
Angka Kematian DBD di Tulungagung Tertinggi Ketiga di Jatim, Ini Langkah Pemkab

Menurut Toha, potensi kecelakaan penyeberangan sangat tinggi terutama bila debit sungai mulai deras dan meninggi. Hal ini karena tingkat pengamanan penyeberangan yang disediakan cenderung minim.

"Masyarakat pun kami minta untuk tidak memaksakan penyeberang. Pemilik Kapal kasihan ada warga ingin menyeberang, sementara masyarakat juga ngotot. Makanya kami minta untuk tidak memaksa," tandasnya.