Pixel Codejatimnow.com

Gus Romli Malang Dikaitkan Doktrin Kiamat, Gus Reza Lirboyo: Itu Hoaks

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Bramanta Pamungkas
Gus Romli, Pengasuh Ponpes Miftahul Falahil Mubtadiin saat berbincang dengan polisi
Gus Romli, Pengasuh Ponpes Miftahul Falahil Mubtadiin saat berbincang dengan polisi

jatimnow.com - 60 warga Ponorogo yang eksodus ke Malang karena diduga terdoktrin kiamata dikaitkan dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Falahil Mubtadiin, Pulosari, Kasembon, Malang yang diasuh KH. Muhammad Romli atau Gus Romli.

Hal itu mengundang keprihatinan KH Reza Ahmad Zahid atau Gus Reza, salah satu anggota keluarga besar Ponpes Lirboyo, Kota Kediri. Gus Reza bahkan menulis pendapatnya langsung dan disebarnya melalui WhatsApp.

Dalam tulisannya itu, Gus Reza yang juga merupakan ipar Gus Romli itu menceritakan awal mula pendirian pondok. Pengasuh pertama pondok tersebut adalah Kh Sholeh Saifudin yang merupakan mertua Gus Reza. Setelah meninggal dunia, kepemimpinan pondok dilanjutkan oleh Gus Romli.

"Kesehariannya, beliau tidak jauh dari urusan ibadah, pengajian dan bersholawat," tulis Gus Reza.

Dalam tulisannya tersebut, Gus Reza juga menegaskan bahwa berita yang menyebutkan pondok asuhan Gus Romli mengajarkan ajaran yang tidak sesuai, adalah Hoax. Sebab beberapa berita bahkan menyebutkan bahwa Gus Romli mengubah rukun islam.

Baca juga:
Video: Warga Terdoktrin Kiamat Nyoblos Pemilu di Ponorogo

"Tidak betul itu semua. Apa yang diajarkan dan diamalkan oleh Gus Romli semuanya berdasarkan kitab kuning yang dipelajarinya," lanjutnya.

Saat dikonfirmasi, Gus Reza membenarkan bahwa tulisan tersebut adalah miliknya. Putra KH Imam Yahya Mahrus ini mengaku prihatin atas serangan berita hoaks yang terjadi pada Gus Romli dan ponpesnya. Menurutnya, kasus ini dikarenakan gagal paham.

"Ada salah seorang peserta pengajian yang gagal paham dan menyimpulkan sendiri apa yang disampaikan oleh Gus Romli," tegasnya, Jumat (15/03/2019).

Baca juga:
Nyoblos Pemilu, Warga Ponorogo yang Terdoktrin Kiamat Pulang Kampung

Gus Reza mengajak kepada seluruh masyarakat untuk tidak ikut-ikutan menyebarkan berita hoaks trsebut. Sebelum menyebarkan informasi, masyarakat diharap untuk melakukan tabayyun atau konfirmasi terlebih dahulu.

"Setelah itu bermusyawarah dan saling menasehati. Jika salah maka tugas kita untuk memberi nasehat," pungkasnya.