Pixel Codejatimnow.com

Pakai Masker, 7 Pasien Gangguan Jiwa dan Napza RSJ Menur Mencoblos

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Satu dari 7 pasien di RSJ Menur, Surabaya yang menyalurkan hak pilihnya dalam Pemilu 2019
Satu dari 7 pasien di RSJ Menur, Surabaya yang menyalurkan hak pilihnya dalam Pemilu 2019

jatimnow.com - Sebanyak 7 pasien gangguan jiwa dan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lain (napza) yang tengah menjalani proses rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum (pemilu), Rabu (17/4/2019).

Proses pemungutan suara itu dilakukan perwakilan KPU Kota Surabaya beserta Tim TPS keliling dari Kecamatan Gubeng dengan mendatangi rumah sakit tersebut.

Tujuh pasien itu dinyatakan layak dan bisa mengikuti pemilu oleh tim medis RSJ Menur hingga hari H pencoblosan.

Dari pantauan di lokasi, para petugas pemungutan suara itu membawa beberapa dokumen C6 dan beberapa surat suara serta seperangkat alat yang digunakan pasien mencoblos dengan mengendarai satu mobil.

Setiap pasien dipanggil satu persatu untuk mengambil surat suara dan selanjutnya meggunakan hak pilihnya di dalam bilik yang disekat menggunakan kelambu.

Baca juga:
Hasto Tegaskan PDI Perjuangan Bukan Partai Kemarin Sore, Sindir Demokrat?

Empat pasien yang mengalami gangguan jiwa mengenakan pakaian RSJ Menur berwana hijau tosca. Sementar tiga pasien napza mengenakan pakaian berwarna coklat. Mereka terlihat mengenakan masker sebagai kerahasiaan data pasien sesuai perundangan-undangan.

"Pasien kita itu total 226 orang yang dirawat inap. Dari jumlah itu, yang masuk DPT 48 orang. Tim medis terus melakukan pengawasan dan pemeriksaan dan yang direkomendasi Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) yang bisa melakukan pencoblosan sebanyak 34 orang. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, hanya 7 orang yang bisa menggunakan hak pilihnya," ungkap Kepala Bidang Penunjang Medik RSJ Menur, Yulius Effendi.

Baca juga:
Video: Pesan Mahfud MD untuk Jokowi-Prabowo

Yulius menambahkan, keluarga pasien sudah diberi informasi untuk melakukan pendampingan dengan membawa surat A5.

"Ada juga yang terkena napza yang gunakan hak pilih. Intinya jika cognitif-nya mampu, ya bisa memilih. Kalau tidak, ya kami tidak merekomendasikan," terangnya.