Pixel Codejatimnow.com

Petaka Pemandu Wisata Kawah Ijen dan Asuransi Sebatas Mimpi

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Irul Hamdani
Aktivitas penambang belerang di Kawah Ijen (foto: Budi Sugiharto/jatimnow.com)
Aktivitas penambang belerang di Kawah Ijen (foto: Budi Sugiharto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Himpunan Pemandu Khusus Wisata Ijen (HPKWI) mengakui bahwa Hariyan Dedi Santoso alias Bronto (38), pemandu wisata yang tewas di Kawah Ijen adalah anggotanya. Korban disebut sebagai pemandu yang baru lulus magang dan belum memegang asuransi atas profesinya itu.

"Iya, anggota saya. Baru lulus magang periode dua," kata Ketua HPKWI, Slamet, kepada jatimnow.com, Sabtu (20/4/2019).

Slamet menjelaskan, jika HPKWI beranggotakan 105 orang pemandu wisata yang beroperasi di Kawah Ijen. Semuanya memiliki izin resmi, karena HPKWI mitra strategis pengelola wisata Kawah Ijen.

Tapi sayangnya, mereka tidak dilindungi oleh asuransi, meski terbilang sangat rentan dengan resiko tinggi.

"Ini yang sedang saya perjuangkan. Semua anggota saya tidak terlindungi asuransi," ungkapnya.

Baca juga:  

Dia merasa heran, mengapa pemandu wisata di Kawah Ijen tak berasuransi layaknya wisatawan yang berkunjung. Di mana setiap wisatawan yang membeli tiket masuk maka otomatis terlindungi asuransi.

Baca juga:
Songsong New Normal, Pemandu Wisata di Banyuwangi Dibekali Sertifikasi

"Bingung saya," keluhnya.

Meski begitu, Slamet selalu mengimbau kepada anggotanya untuk mengutamakan keselamatan saat mendampingi wisatawan, baik keselamatan diri sendiri maupun wisatawan.

"Selalu saya tekankan kepada rekan-rekan untuk selalu mematuhi SOP keselamatan saat beraktivitas di Kawah Ijen," terangnya.

Musibah yang menimpa pemandu wisata asal Dusun Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi itu menjadi duka mendalam bagi HPKWI. Slamet berharap, kejadian serupa tidak lagi menimpa pemandu wisata dan wisatawan di Kawah Ijen.

Baca juga:
91 Pemandu Wisata Banyuwangi Terima Sertifikat Kompetensi New Normal

"Kami sedang berduka cita," ungkapnya.

Bronto ditemukan tewas di Kawah Ijen dengan luka melepuh di beberapa bagian tubuh. Ia diduga terjatuh karena terpapar asap belerang saat mengabadikan para wisatawan yang dipandunya dari atas bukit sekitar pukul 04.00-05.00 Wib.

Petaka Bronto itu menjadi cerita betapa berat dan berisikonya pemandu wisata di Kawah Ijen itu, yang hingga saat ini bekerja tanpa asuransi. Karena asuransi bagi mereka, baru sebatas mimpi.