jatimnow.com - Masyarakat Banyuwangi punya tradisi hidangan berbuka puasa yang telah dinikmati secara turun-temurun. Kue patola menjadi makanan khas ramadan di Banyuwangi.
Kue berbahan dasar tepung beras ini dibentuk menyerupai gulungan tali dengan warna-warni cantik serta rasa yang gurih.
Istifala (51) warga Lingkungan Kaliasin RT 04 RW 03, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu pembuat kue patola saat ramadan. Dia mengaku telah diajarkan cara membuat kue patola sejak umur 10 tahun, oleh nenek dan orangtuanya.
Kue yang berbahan dasar tepung beras ini kemudian dilumerkan dengan air yang dicampur garam. Untuk mempercantik penampilannya ditambahkan pewarna makanan.
"Sejak saya umur 10 tahun sudah bikin ini, dulu diajari nenek dan orangtua saya," kata Bu Is-sapaannya, Jumat (10/5/2019).
Dalam membuat makanan khas di bulan ramadan ini, Bu Is dibantu oleh suaminya, Junaidi (52), dan dua orang saudaranya, Lilik dan Sri Wahyuni.
Baca juga:
Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya
Setiap harinya, usaha musiman yang mereka produksi itu sejumlah 40 kg tepung beras dan menjadi 200 lembar (kaput) kue patola. Setiap kaput berisi 15 biji.
"Buatnya waktu puasa saja. Per hari itu 40 kilo, jadinya 200 lembar (kaput)," ujarnya.
Biasanya, kue patola yang dibikinnya itu dibeli oleh tetangganya. Sebagian lainnya dijual kepada para tengkulak di pasar tradisional di Banyuwangi. Dari usaha ini, Bu Is mengaku dapat mengantongi omzet lebih dari Rp 900 ribu per harinya.
Baca juga:
Mencicipi Gulai Kacang Ijo Kembang Jepun Surabaya yang Eksis Sejak 1963
"Omsetnya Rp 980 per hari. Ongkos-ongkosnya ya buat nyelep, ongkos nyetak, sama bensin. Kalau total 630 ribu," paparnya.
Salah seorang pembeli, Foni, mengaku sering menikmati hidangan khas di bulan ramadan ini. Karena menurutnya, selain harganya terjangkau, yakni Rp 5.000, kue patola memiliki citarasa yang gurih.
"Yang ditunggu-tunggu ramadan yan kue ini. Termasuk langka, jadi tiap tahun harus beli," kata Foni.
URL : https://jatimnow.com/baca-15773-incip-gurihnya-kue-tradisi-saat-ramadan-di-banyuwangi