Pixel Codejatimnow.com

Sanggar Lidi Pentaskan Stagnasi Dunia Aktivis Lewat Karya Aktivzm

Pementasan Sanggar Lidi di gedung Cak Durasim, Surabaya.
Pementasan Sanggar Lidi di gedung Cak Durasim, Surabaya.

jatimnow.com - Dua puluh aktor pilihan Sanggar Lidi Surabaya mementaskan pertunjukan bertajuk Aktivzm dengan sutradara Toteng M.T. Rusmawan asal Bandung, anak didik WS Rendra, yang digelar di gedung Cak Durasim, Surabaya, Rabu (11/4/2018).

Toteng mengatakan saat ini, perkembangan dunia aktivisme di Indonesia bisa dikatakan mengalami stagnasi, setelah melewati periode-periode waktu tersebut.

Faktanya berangkat dari banyaknya aktivis yang menjual idealismenya kepada para penguasa, justru hidup dalam lingkup kesengsaraan. Bahkan tak sedikit pula yang sampai melupakan tanggung jawabnya kepada keluarga.

"Naskah ini saya buat atas kerisauan dengan perkembangan situasi dari pergerakan dunia aktivis itu sendiri. Saat ini yang terjadi justru, banyak para aktivis yang sudah tidak punya hati nurani dalam keadaan murni. Karena kebanyakan diantara mereka sudah tertumpangi dengan berbagai kepentingan kelompok-kelompok tertentu,” ujarnya.

Di sisi lain, banyak juga kehidupan para aktivis yang masih mempertahankan idealismenya justru jatuh dalam kesengsaraan hidup.

Potret kehidupan tersebut, adalah gambaran nyata tentang situasi hidup para aktivis saat ini. Framing itu tertuang dalam potongan dialog naskah ‘Aktivzm’, yang diperankan oleh pasangan suami istri bernama Sugi dan Mily.

"Kita acapkali lupa apa yang sebenarnya menjadi tanggungjawab, alih-alih ingin menyelamatkan kondisi bangsa dan negara, malah justru semakin memperkeruh keadaan dengan konstruksi logika yang tidak sehat,” lanjutnya.

Ia juga menambahkan, maka dari itu, semangat yang ingin ditularkan melalui gagasan baru ini adalah melawan tindakan kesewenang-wenangan yang semakin jamak terjadi.

Baca juga:
6 Tempat Ibadah dalam 1 Lokasi, Bukti Kerukunan Beragama di Surabaya

Serta memberikan suport moril kepada para aktivis yang masih konsisten berdiri pada garis idealisnya, dengan padangan-pandangan baru dalam pemenuhan kebutuhan dasar hidup sehari-hari.

“Tindakan otoriter atau kesewenang-wenangan itu harus dilawan, bahkan jika tindakan tersebut berasal dari para aktivis sendiri. Di sisi lain, pesan saya kepada para aktivis yang masih konsisten tegap pada pendirian ideologinya. Tetaplah berjuang dengan tidak meninggalkan atau melupakan keberlangsungan hidup keluarga yang di rumah,” imbuhnya.

Sementara itu, Pimpinan Produksi Sanggar Lidi Surabaya Satrio Nugroho mengungkapkan, bahwa proses kreatif telah berjalan terhitung sejak empat bulan yang lalu.

Baca juga:
Semarak Ramadan pada Pekan Raya BFI di Surabaya

Semoga apa yang menjadi keyakinan dalam proses ini, mampu menjadi ruang penyadaran bagi seluruh individu. "Terkait konteks bagaimana kita berkarya, kita berpendapat, kita berpikir, serta bagaimana kita bertindak," ujarnya.

“Yang menjadi perhatian utama bagi saya adalah, membangun logika berpikir dari berbagai peristiwa yang terjadi di negara ini. Sehingga, membangun kehidupan bangsa melalui masyarakat yang cerdas terwujud adanya,” pungkasnya.

Reporter: Arry Saputra
Editor: Erwin Yohanes